Kunjungan EU Commissioner for Agriculture ke IPB University, Bahas Kebijakan dan Strategi Pertanian Berkelanjutan

Kunjungan EU Commissioner for Agriculture ke IPB University, Bahas Kebijakan dan Strategi Pertanian Berkelanjutan

Kunjungan EU Commissioner for Agriculture ke IPB University, Bahas Kebijakan dan Strategi Pertanian Ber
Berita

IPB University menerima kunjungan dari European Union (EU) Commissioner for Agriculture beserta delegasi. Dalam kunjungannya ke Kampus IPB Dramaga, Bogor (29/10) ini, dibahas kebijakan dan strategi Uni Eropa dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan yang berdampak pada masa depan pasokan pangan secara global, termasuk di Indonesia.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria pada pertemuan tersebut mengatakan, IPB University memiliki visi untuk menjadi techno-socio entrepreneurial university. Ia meyakini bahwa inovasi adalah kunci bagi pengembangan bangsa.

“Untuk menghasilkan inovasi yang potensial, diperlukan program riset yang kuat. Oleh karena itu, kegiatan penelitian menjadi kunci dalam pengembangan inovasi,” katanya.

Prof Arif berharap pertemuan ini memberikan kesan yang baik mengenai komitmen IPB University terhadap ekosistem techno-socio entrepreneurial serta pertanian berkelanjutan.

“Kami menantikan diskusi yang bermanfaat dan penguatan komitmen bersama untuk pengembangan pertanian berkelanjutan melalui kerja sama dengan lembaga Anda,” ucapnya.

Wakil Rektor IPB University bidang Konektivitas Global, Kerjasama, dan Alumni, Prof Iskandar Z Siregar mengatakan, IPB University terus mendorong kolaborasi multi institusi dan lintas disiplin dengan keterlibatan aktif dalam 73 konsorsium internasional yang mencakup penelitian dan pendidikan.

“Saat ini, IPB University juga telah bekerja sama dengan 92 institusi di Eropa,” jelasnya.

Prof Iskandar menjelaskan bahwa IPB University berkomitmen untuk membangun ekosistem demi mencapai visi dengan dua pilar utama, yaitu Science and Technology Park (STP) dan Community Learning Center (CLC).

“Melalui STP dan CLC, penelitian dan inovasi dihubungkan dengan industri dan pasar, serta kami menerapkan program untuk memberdayakan masyarakat, terutama petani, nelayan, dan masyarakat pedesaan,” tuturnya.

European Union Commissioner for Agriculture, Janusz Wojciechowski mengatakan, di Uni Eropa, telah terjadi reformasi Kebijakan Pertanian Bersama (Common Agricultural Policy/CAP) dengan tujuan memperkuat keberlanjutan, produktivitas, dan ketahanan sektor pertanian.

“Di bawah kebijakan ini, setiap negara anggota Uni Eropa dapat merancang rencana strategis nasional untuk mencapai tujuan bersama tersebut,” ungkapnya.

Wojciechowski melanjutkan bahwa sejak 2009 hingga 2022, penjualan ritel produk organik di Uni Eropa meningkat sebesar 150 persen.

Menurutnya, kampanye promosi juga memainkan peran penting dalam hal ini. Langkah tersebut telah meningkatkan keterlibatan pelanggan hampir 40 persen selama 10 tahun terakhir melalui pengenalan EU organic logo.

“Saya mendorong Indonesia untuk menjelajahi potensi produk organik, karena kami telah melihat di Eropa bahwa pertanian organik adalah pertanian yang menguntungkan. Teknik-teknik organik dan rantai pasokan organik sering kali memberikan keadilan dan keuntungan yang layak bagi semua pihak,” ucapnya. (dr/Rz)