Cegah Stunting Sejak Dini, Dosen IPB University Sosialisasikan Pentingnya Gizi bagi Remaja

Cegah Stunting Sejak Dini, Dosen IPB University Sosialisasikan Pentingnya Gizi bagi Remaja

Cegah Stunting Sejak Dini, Dosen IPB University Sosialisasikan Pentingnya Gizi bagi Remaja
Berita

Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) merupakan salah satu program dari Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University. Program pengabdian masyarakat ini telah diikuti oleh dosen dari berbagai fakultas. Salah satunya Resa Ana Dina SKM, MEpid, dosen IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema).

Berlatar belakang pendidikan di bidang kesehatan masyarakat, tajuk kegiatan yang diusungnya adalah ‘Gapai Sehati Rematri: Gerakan Anti Pernikahan Dini untuk Sehat dan Bergizi Remaja Putri’. Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pandeglang, belum lama ini.

Peserta kegiatan yang terdiri dari siswa dan guru SMA Negeri 1 Pandeglang mendapatkan materi pelatihan seputar gizi seimbang pada remaja. Bukan tanpa alasan, topik ini diangkat berdasarkan data prevalensi stunting di wilayah Pandeglang.

Menurut data Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), setidaknya terdapat 69.902 keluarga di Pandeglang yang berisiko stunting. Di sisi lain, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menyatakan bahwa prevalensi stunting di Pandeglang masih tinggi yaitu mencapai 29,4 persen.

Resa menjelaskan bahwa stunting merupakan permasalahan gizi yang siklusnya terus berlangsung jika tidak ditangani dengan baik. “Pencegahan stunting harus dilakukan sedini mungkin termasuk pada masa remaja,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, salah satu masalah gizi pada remaja adalah anemia yang rentan terjadi di kalangan remaja putri. “Sebagai calon ibu, remaja putri harus memperhatikan status gizinya. Jika remaja putri mengalami malnutrisi, kemungkinan besar akan melahirkan anak yang stunting,” pungkasnya.

Salah satu peserta, Faujiatun, menyampaikan bahwa materi yang disampaikan dalam kegiatan ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan. “Melalui acara ini saya bisa memahami lebih mendalam mengenai gizi pada remaja,” ujarnya.

Berkonsep Training of Trainer (ToT), peserta kegiatan diposisikan sebagai trainer yang akan mengampanyekan pentingnya gizi bagi remaja. Peserta ditugaskan untuk menyosialisasikan materi yang mereka dapat kepada teman-temannya. (*/Nr/Rz)