Sandiaga Uno: Gebyar Nusantara 2024 di IPB University Jadi Pilar Pelestarian Kebudayaan di Era Modern

Sandiaga Uno: Gebyar Nusantara 2024 di IPB University Jadi Pilar Pelestarian Kebudayaan di Era Modern

Sandiaga Uno Gebyar Nusantara 2024 di IPB University Jadi Pilar Pelestarian Kebudayaan di Era Modern
Berita

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan gelaran Gebyar Nusantara (Genus) di IPB University menjadi pilar pelestarian kebudayaan di era modern. Hal itu diucapkannya dalam video tapping Malam Puncak Genus 2024 di Graha Widya Wisuda (GWW), Kampus IPB Dramaga (29/9).

Ia menekankan bahwa keberagaman budaya di Indonesia merupakan kekayaan yang harus dijaga. “Kebudayaan Indonesia yang beragam, meliputi etnis, bahasa, kesenian, dan daya tarik wisata, menciptakan kekayaan budaya yang menakjubkan, meskipun ada tantangan dalam mengelola warisan budaya secara harmonis,” katanya.

Sandiaga melanjutkan, antusiasme generasi muda dalam melestarikan seni dan budaya menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Ia menilai, upaya pelestarian dan pengakuan terhadap keragaman budaya sangat penting agar warisan budaya tetap hidup dan berkembang dalam masyarakat modern.

“Dengan semangat dan inisiatif yang tepat, diharapkan generasi muda IPB University dapat memastikan bahwa warisan budaya Nusantara tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman,” ucapnya.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan bahwa dari karya dan gagasan Fritjof Capra menunjukkan pentingnya belajar dari alam dalam membangun kebudayaan dan cara hidup manusia.

“Alam memiliki tiga ciri utama yang dapat dijadikan pelajaran. Pertama, keragaman (diversity) yang menunjukkan betapa pentingnya menghargai berbagai bentuk kehidupan,” urainya.

Kedua, ia melanjutkan, jaringan (networking) yang menggambarkan hubungan antar makhluk hidup. Ketiga, saling ketergantungan (interdependence) yang mengingatkan akan hubungan erat antara manusia dan alam.

“Kebudayaan yang kuat terlahir dari keberagaman alam, dan semakin tinggi tingkat keragaman, semakin kuat pula ketahanan kita. Sebaliknya, homogenitas atau keseragaman dapat membuat kita rentan terhadap berbagai tantangan,” tutur Prof Arif.

Prof Arif menambahkan, socio culture diversity menjadi kekuatan dan potensi untuk menjamin keberlangsungan hidup. Oleh karena itu, ia menegaska, penting bagi mahasiswa untuk memahami dan mendalami makna Genus sebagai wadah penghargaan terhadap keberagaman.

“Belajar dari alam berarti menyelami proses kehidupan dan menghargai perbedaan sebagai bagian integral dari pembelajaran. Dengan demikian, kita dapat membangun kebudayaan yang harmonis dan berkelanjutan,” katanya. (dr/Rz)