Sekolah Rimbawan TGC IPB University: Tanam Akar Wangi, Langkah Awal Produksi Minyak Atsiri Bernilai Tinggi

Sekolah Rimbawan TGC IPB University: Tanam Akar Wangi, Langkah Awal Produksi Minyak Atsiri Bernilai Tinggi

Sekolah Rimbawan TGC IPB University Tanam Akar Wangi, Langkah Awal Produksi Minyak Atsiri Bernilai Tinggi
Berita

Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dari Tree Grower Community (TGC) IPB University menyelenggarakan program Sekolah Rimbawan #3 berupa kegiatan penanaman akar wangi dan tanaman kehutanan yaitu bibit mahoni di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sekolah Rimbawan merupakan salah satu program PPK Ormawa TGC yang bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam budi daya tanaman akar wangi dan pengelolaannya dengan pendekatan yang diajarkan adalah 4 Dimensional Agroforestry.

“Penanaman akar wangi ini merupakan kegiatan ketiga dari Sekolah Rimbawan setelah kegiatan sebelumnya, yaitu pengenalan akar wangi dan pembuatan model agroforestri,” kata Ketua PPK Ormawa TGC, M Rizki Hadi Pratama dalam sambutannya.

Kegiatan penanaman ini tidak hanya melibatkan tim PPK Ormawa TGC, tetapi juga melibatkan berbagai pihak penting di Desa Ciasihan. Beberapa ketua RW setempat, kelompok Rimba Pembelajar (Rimbajar), dan Kepala Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ciasihan turut serta dalam proses penanaman. Keterlibatan mereka menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung program ini.

“Diharapkan kolaborasi ini dapat menjadi katalisator bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui produksi minyak atsiri. Keterlibatan dalam program ini juga menjadi peluang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budi daya tanaman bernilai ekonomi tinggi,” ujar Rizki.

Rizki mengemukakan bahwa akar wangi dipilih karena selain mudah dibudidayakan, tanaman ini juga memiliki nilai ekonomi tinggi. “Akar wangi merupakan bahan dasar pembuatan minyak atsiri yang memiliki banyak manfaat, baik dalam industri kosmetik, parfum, aromaterapi, maupun kerajinan, serta dapat mencegah bencana longsor,” ujar Hadi.

Penanaman dilakukan dengan menerapkan model 4 Dimensional Agroforestry. Selain akar wangi, tim PPK Ormawa TGC juga menanam bibit tanaman kehutanan yaitu mahoni daun kecil (Swietenia mahagoni) menjadi tanaman pagar yang berfungsi sebagai windbreaks. Mahoni dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat kesehatan, lingkungan, dan industri. Mahoni memiliki nilai ekonomis tinggi dan dampak baik ekologis.

“Kami juga akan melakukan penanaman jenis tanaman pertaniannya, yaitu tanaman Jagung. Jadi, diharapkan jenis tanaman yang ditanam dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Ciasihan,” ujar Hadi.

Minyak atsiri yang dihasilkan dari akar wangi memiliki permintaan yang cukup besar di pasar, terutama dalam industri kosmetik, parfum, dan aromaterapi. Minyak atsiri dari akar wangi dikenal karena kualitasnya yang tinggi serta aromanya yang khas, membuatnya menjadi komoditas yang diminati baik di pasar domestik maupun internasional.

Dengan potensi ekonomi yang begitu besar, penanaman akar wangi ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat Desa Ciasihan. Tidak hanya lingkungan yang lebih hijau dan lestari yang diharapkan tercipta, tetapi juga masyarakat yang lebih mandiri secara ekonomi, dengan kemampuan untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan berorientasi pada masa depan.

“Kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan masyarakat mulai dari penanaman hingga pemanenan,” ujar Ryan selaku Kepala BUMDes Ciasihan.

Kegiatan penanaman ini merupakan langkah awal dari serangkaian program yang direncanakan oleh tim PPK Ormawa TGC. Tim akan terus melakukan pendampingan kepada masyarakat desa, terutama dalam teknik budi daya, pengolahan minyak atsiri, hingga strategi pemasaran produk. Diharapkan, Desa Ciasihan dapat menjadi contoh sukses dari program pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal yang dilakukan secara kolaboratif antara perguruan tinggi dan masyarakat. (*/Rz)