Dewan Guru Besar IPB University Gali Strategi Peningkatan Angkatan Kerja Bidang Agromaritim
Setelah sebelumnya menggali insight dari sisi akademisi, Dewan Guru Besar (DGB) IPB University kini juga menggali dari sisi pemerintah mengenai strategi peningkatan dan pengembangan angkatan kerja bidang agromaritim. Hal itu tertuang dalam Webinar seri ke-2 bertema ‘Kebijakan Ketenagakerjaan bidang Agromaritim Nasional’.
Roby Fadillah, MSc selaku Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menjelaskan beberapa strategi untuk meningkatkan angkatan kerja di sektor agromaritim. Pertama, pentingnya sertifikasi keahlian dan kompetensi bagi tenaga kerja yang harus dipenuhi untuk memenuhi standar internasional. “Kami harus memastikan para pekerja mendapatkan sertifikasi yang diakui secara global,” ujarnya.
Kedua, pengembangan lembaga pelatihan di daerah, terutama di wilayah timur Indonesia untuk memudahkan akses sertifikasi. Ketiga, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan link and match antara pelatihan dan kebutuhan industri.
Dalam upaya meningkatkan angkatan kerja di bidang agromaritim, Darmawansyah, MSi, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kemaritiman juga menekankan beberapa strategi kunci. Pertama, revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan yang terintegrasi dengan kebutuhan pasar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja, terutama di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
“Kedua, mendorong minat generasi muda untuk bekerja di sektor agromaritim dengan menawarkan insentif dan program pelatihan yang relevan. Minat generasi muda untuk bekerja di sektor ini masih rendah, sehingga perlu ada pendekatan inovatif untuk menarik mereka,” tuturnya.
Ketiga, ia melanjutkan, memperkuat sistem informasi pasar kerja untuk memudahkan akses informasi tentang peluang kerja di bidang agromaritim. Ini akan membantu pekerja mencari pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka.
Dalam kesempatan yang sama, Dr Vivi Yulaswati selaku Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional turut menekankan pentingnya definisi yang jelas mengenai sumber daya manusia (SDM) agromaritim. “Kita perlu memahami cakupan dan kualifikasi SDM di bidang ini agar pengembangan lebih terarah,” pungkasnya.
Menurut dia, keterbatasan kompetensi dan kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan pasar menjadi tantangan. “Program super prioritas harus mendukung pengembangan SDM yang terampil dan berdaya saing,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi dan integrasi sektor biru dalam rencana pembangunan, dengan harapan kontribusi produk domestik bruto (PDB) maritim dapat meningkat secara signifikan. “Inovasi dan entrepreneurship harus didorong untuk mempercepat transformasi di sektor agromaritim,” lanjut dia.
Selain itu, Dr Beni Bandanajaya, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) turut hadir. Ia menyampaikan pentingnya pendidikan vokasi di bidang agromaritim yang dirancang untuk menghasilkan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi.
Ia membeberkan, saat ini, terdapat sekitar 6.000 mahasiswa di program vokasi perikanan dan kelautan, dengan mayoritas di politeknik. Dia mencatat, hanya 13 persen dari mahasiswa Indonesia berada di pendidikan vokasi, menunjukkan tantangan dalam memperluas angka partisipasi.
Dr Beni juga menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri untuk memastikan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Ia menambahkan, “Kewajiban magang untuk mahasiswa menjadi penting untuk menciptakan lulusan yang siap kerja.”
Dalam menghadapi bonus demografi 2030, ia juga menekankan bahwa peningkatan kualitas pendidikan vokasi sangat krusial untuk meningkatkan daya saing nasional. (MW/Rz)