Departemen MSP IPB University Luncurkan MBKM Berbasis Mobile Apps
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat, berbagai aktivitas keseharian tak lepas dari bersinggungan dengan teknologi informasi tersebut. Hal ini juga dimanfaatkan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University dalam memudahkan mahasiswa mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Pada awal semester ganjil ini, Departemen MPS IPB University, meluncurkan pencatatan aktivitas dan learning hours MKBM via aplikasi mobile. Dengan aplikasi ini, mahasiswa MSP yang tengah melaksanakan MBKM tak harus membuka laptop untuk melakukan pencatatan aktivitas dan learning hours mereka.
Dalam genggaman gawai, kapan saja dan di mana saja, mereka dengan mudah mendokumentasikan aktivitas mereka selama menjalankan program MBKM.
“Hal ini merupakan terobosan yang patut diapresiasi atas kegigihan tim teknologi informasi (IT) Departemen MSP yang selalu berupaya kekinian dalam menjalankan aktivitas akademik. Dengan demikian, mahasiswa semakin dipermudah dalam mendokumentasikan aktivitas MBKM baik di lapangan, perkantoran, institut riset, maupun di laboratorium,” terang Ketua Departemen MSP IPB University, Prof Hefni Effendi.
Dekan FPIK IPB University, Prof Fredinan Yulianda sangat mengapresiasi penggunaan aplikasi mobile MBKM ini. Ia menyebut, penggunaan aplikasi mobile untuk MBKM ini kiranya belum ada yang menerapkan di IPB University, sehingga Departemen MSP menjadi pelopor dan trendsetter.
Pada tahun 2023, Departemen MSP menerapkan 20 satuan kredit semester (SKS) MBKM pada semester 7. Hal ini untuk mendapatkan raihan optimal indikator kinerja utama (IKU) 7. Sebanyak 20 SKS tersebut merupakan perpaduan antara mata kuliah capstone dan mata kuliah enrichment course.
“Tahun lalu, mahasiswa MSP angkatan 57 semuanya mengikuti program MBKM Project Independence dengan tema Blue Carbon. Lokasi MBKM dilakukan di Pulau Tidung, Pulau Pramuka, kawasan wisata mangrove di Brebes. Kegiatan MBKM tahun 2023 dibiayai oleh Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM),” sebut Prof Hefni.
Prof Hefni menyebut, pelaksanaan MBKM di Departemen MSP ini mengikuti tata urutan panduan MBKM berupa blue book yang mengombinasikan project mata kuliah capstone dan project mata kuliah enrichment course. Selama MBKM, mahasiswa melakukan berbagai aktivitas project seperti mengikuti kuliah capstone, kuliah perbekalan tentang blue carbon yang diberikan oleh pakar dari luar IPB University dan luar negeri, magang, serta mengerjakan project independence.
“Mahasiswa kemudian mendokumentasikan aktivitas tersebut dalam log book, laporan, videografi, dan infografis. Di ujung periode MBKM dilakukan konferensi, setiap kelompok memaparkan hasil project MBKM masing-masing. Kelompok dengan paparan, videografi, dan infografis terbaik diberikan penghargaan dengan berbagai kategori,” ulas dia.
Pada tahun 2024 ini, Prof Hefni melanjutkan, MBKM Departemen MSP mengusung tema Blue Economy dengan lokasi yang sangat bervariasi. Masih memadukan mata kuliah capstone dengan mata kuliah enrichment course. Akan tetapi project MBKM sekarang ini sebagian besar mengikuti project kerja sama riset yang dimiliki oleh segenap dosen MSP.
Lokasi MBKM tersebut tersebar di Pulau Pasaran Bandar Lampung, hatchery di Lampung, Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (BPKIL) Serang, Kawasan Wisata Mangrove dan Urban Aquaculture Tangerang, Kepulauan Seribu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kota dan Kabupaten Bogor, Teluk Eretan, dan Sidoarjo.
Di sela-sela melakukan aktivitas MBKM, mahasiswa disarankan untuk juga melakukan riset tugas akhir. Strategi ini diterapkan di Departemen MSP untuk mengakselerasi program kelulusan tepat waktu, yakni masa studi sarjana tepat atau kurang dari 4 tahun.
“Bersamaan dengan kewajiban pembuatan proposal project MBKM, mahasiswa juga disarankan untuk menyusun proposal riset tugas akhir. Tatkala berangkat MBKM, proposal riset tugas akhir juga sudah jadi. Cara ini sangat efektif dalam mengakselerasi kelulusan tepat waktu mahasiswa Departemen MSP,” terang Prof Hefni.
Pertama kali dalam sejarah, pada 2024 ini Departemen MSP juga mengukir prestasi kelulusan tepat waktu (≤ 4 tahun) untuk mahasiswa angkatan 57 sebesar 71,08 persen.
“Ini menjadi legacy Departemen MSP, dan capaian ini akan terus dipertahankan bersama capaian-capaian lainnya yang sudah diraih sebelumnya seperti departemen dengan publikasi internasional bereputasi, tertinggi pada level IPB University, dan juga IKU tertinggi,” pungkas Prof Hefni. (*/Rz)