CTSS IPB University Kembangkan Ensiklopedia Kearifan Lokal dari Karya Kontes Esai dan Video

CTSS IPB University Kembangkan Ensiklopedia Kearifan Lokal dari Karya Kontes Esai dan Video

CTSS IPB University Kembangkan Ensiklopedia Kearifan Lokal dari Karya Kontes Esai dan Video
Berita

Pusat Kajian Sains Keberlanjutan dan Transdisiplin atau Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University mengembangkan ensiklopedia kearifan lokal dari karya masyarakat. Ensiklopedia tersebut dapat diakses melalui https://ctss.ipb.ac.id/ensiklopedia-kearifan-lokal/.

Kepala CTSS IPB University, Prof Damayanti Buchori menjelaskan, pihaknya berusaha menggali dan memahami tentang keberlanjutan dari kearifan lokal yang telah turun temurun diterapkan oleh masyarakat.

Salah satu usaha yang dilakukan CTSS saat ini adalah ko-kreasi pengetahuan yang tidak hanya dari perguruan tinggi atau lembaga pendidikan, tetapi juga dari kearifan lokal.

Ia menyatakan, “CTSS memandang bahwa sains keberlanjutan berarti turut menggali pengetahuan yang sudah ada, seperti kearifan lokal yang telah dipraktikkan oleh masyarakat secara berdampingan dengan alam.”

“CTSS melihat bahwa untuk mewujudkan sains keberlanjutan di masa depan, dapat merangkul berbagai jenis pengetahuan,” kata Prof Damayanti dalam acara General Lecture dan Pengumuman Pemenang Kontes Esai dan Video Pendek Dokumenter Pengetahuan Lokal/Tradisional yang ke-5 di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (14/9).

Prof Damayanti melanjutkan, salah satu potensi yang belum dirangkul oleh perguruan tinggi adalah bagaimana sains dan kearifan lokal dapat diolah menjadi pengetahuan baru yang lebih komprehensif untuk mewujudkan keberlanjutan.

Penanggung jawab kegiatan, Prof Husin Alatas menambahkan, sejak didirikan pada tahun 2018, CTSS telah menyelenggarakan lomba ini sebanyak lima kali. Pada kontes kelima tahun ini, sebanyak 422 karya telah dikumpulkan oleh para peserta lomba.

“Karya-karya esai dan video pendek dokumenter tentang kearifan lokal ini menjadi bahan bagi CTSS dalam mengembangkan ensiklopedia dan bunga rampai kearifan lokal. Ensiklopedia dan bunga rampai ini menjadi salah satu usaha CTSS mendokumentasikan kearifan lokal yang diterapkan oleh masyarakat,” kata Prof Husin.

Sekretaris Eksekutif CTSS IPB University itu melanjutkan, “Ensiklopedia kearifan lokal merupakan bentuk usaha CTSS untuk mengajak masyarakat agar senantiasa merawat bumi dan pengetahuan nenek moyang yang menjadi identitas kita.”

Sementara itu, Grants Coordinator Samdhana Institute, Nurul Chairunnisa yang turut hadir dalam General Lecture tersebut mengatakan, Samdhana Institute mendedikasikan ilmu dan pengalamannya untuk masyarakat adat dan komunitas lokal.

Ia menuturkan bahwa pengetahuan serta kearifan lokal yang telah lama dimiliki oleh masyarakat kini mulai memudar. “Generasi muda diharapkan untuk memahami, melestarikan, dan menghidupkan kembali kearifan lokal tersebut. Anak muda memiliki peran penting dalam menjaga warisan budaya yang dekat dengan komunitas mereka,” tuturnya.

Dosen Antropologi Universitas Indonesia yang juga sebagai narasumber, Rhino Ariefiansyah, MEAP turut menjelaskan materi tentang upaya membedah dikotomi pengetahuan lokal dan sains.

Menurutnya, penting untuk memahami keterkaitan keduanya untuk mengakui bahwa pengetahuan lokal memiliki nilai yang sama pentingnya dengan sains dalam memberikan solusi bagi tantangan yang ada masyarakat. (dr/Rz)