DPMA IPB University Beri Pendampingan Pemanfaatan Potensi Lokal di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara

DPMA IPB University Beri Pendampingan Pemanfaatan Potensi Lokal di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara

DPMA IPB University Beri Pendampingan Pemanfaatan Potensi Lokal di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University menggelar pendampingan pemanfaatan potensi lokal di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Pendampingan yang dilakukan adalah berupa pembuatan saos tomat, sambal plecing, dan minuman instan sari tomat

Pendampingan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr Tjahja Muhandri dan Antin Suswantinah, STP, dosen IPB University dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian. Pendampingan ini dilakukan selama dua hari, hari pertama di Desa Kayangan, sedangkan hari kedua di Desa Gumantar. Pendampingan ini dihadiri oleh kelompok tani dan pemuda dari kedua desa.

Hari pertama pendampingan berisi pemberian materi dan kegiatan praktik mengenai pembuatan saus tomat dan sambal plecing. Kemudian dilanjut pendampingan hari kedua mengenai pembuatan minuman instan sari buah tomat.

Desa Kayangan dan Desa Gumantar mempunyai komoditas unggulan yaitu cabai dan tomat. Dengan adanya pendampingan ini diharapkan bisa memberikan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan apabila petani desa mengalami over produksi atau panen melimpah yang membuat harga tomat jatuh.

Materi dasar yang diberikan dari narasumber kepada peserta selama dua hari adalah cara pengawetan dengan bahan dasar cabai dan tomat dengan teknik pasteurisasi. Pasteurisasi adalah proses pemanasan makanan atau minuman, seperti susu, pada suhu tertentu selama periode waktu tertentu untuk membunuh mikroorganisme berbahaya tanpa merusak kualitas produk. Tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga keamanan produk dari patogen yang dapat menyebabkan penyakit.

“Petani desa saat ini sedang mengalami panen tomat dan cabai yang melimpah sehingga membuat harga tomat jatuh. Dengan adanya pendampingan yang telah dilaksanakan, diharapkan pemuda warga desa bisa membuat suatu produk turunan dari komoditas cabai atau tomat,” ujar Romi selaku ketua kelompok tani di Desa Gumantar. (*/Rz)