Hipotex-R 2024 Resmi Dimulai, Gadang Hilirisasi Sebagai Visi
Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (Hipotesa) IPB University, konsisten gelar Hipotex-R. Tahun ini merupakan tahun ke-21 Hipotex-R diselenggarakan dengan menghadirkan tiga rangkaian kegiatan, yaitu Lomba Hipotex-R, Seminar Hipotex-R, serta Malam Apresiasi Hipotex-R.
Pada Sabtu (7/9), Seminar Nasional The 21st Hipotex-R by Hipotesa IPB University sukses diselenggarakan di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Kampus Dramaga dengan mengangkat tema ‘Ambisi Hilirisasi 2045: Visi atau Ilusi?”
Dalam rangkaian ini, Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi turut hadir. Ia menyampaikan keynote speech dengan menekankan pentingnya menjembatani hasil riset dari perguruan tinggi dengan kebutuhan industri untuk mencapai hilirisasi yang efektif.
“Bukan hanya menciptakan nilai tambah produk, tetapi juga memastikan riset dan inovasi kita sampai ke dunia industri,” ujar Prof Ernan.
Hal tersebut diperkuat dengan hadirnya tiga narasumber sesuai dengan sektor masing-masing. Dimulai dari Government Sector yang diisi oleh Tubagus Nugraha selaku Asisten Deputi Bidang Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
“Transfer teknologi, penguatan tenaga kerja lokal yang terampil, dan kepatuhan terhadap ESG (Environmental, Social, and Governance) adalah aspek prioritas yang harus kita perhatikan dalam perjalanan hilirisasi ini,” jelas Tubagus Nugraha. Ia menekankan pentingnya diplomasi ekonomi yang kuat untuk mengokohkan posisi Indonesia dalam rantai nilai global.
Seminar ini terus berlanjut hingga Business Sector dengan pemaparan materi oleh Al Jufri selaku Senior Vice President of Business Development and Strategy, PT Indonesia Asahan Aluminium. Ia menjelaskan tentang hilirisasi industri aluminium yang mampu memberikan nilai tambah hingga 15 kali lipat.
Ia juga berharap sinergi dapat terjalin dalam pengembangan proyek aluminium yang terintegrasi dengan target kapasitas produksi mencapai 900 kilo ton per annum (ktpa) pada 2028 dan 1.500 ktpa pada 2030. Hal tersebut menurutnya akan berkontribusi terhadap percepatan ekonomi negara.
Academic Sector menjadi sektor terakhir yang dibahas dalam seminar nasional Hipotex-R. Dalam sesi ini, Hipotesa turut mengundang Ahmad Heri Firdaus yang merupakan Researcher of Center of Industry, Trade, and Investment, Institute For Development of Economics and Finance (INDEF).
Ia menjelaskan bahwa hilirisasi nikel sudah menunjukkan dampak positif terhadap ekspor dan pengurangan pengangguran. Namun, kata dia, saat ini belum terlihat penyerapan optimal tenaga kerja lokal dan masih ada daerah industri yang terjebak dalam kemiskinan.
“Satu hal yang jelas dari diskusi ini adalah bahwa hilirisasi bukan hanya tentang meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan bagi Indonesia. Kita harus menjadikan ambisi ini sebagai visi yang bisa diwujudkan, bukan sekadar ilusi yang hilang ditelan waktu,” pungkas Faris, selaku moderator.
Seminar Nasional Hipotex-R 2024 tidak hanya berhasil membuka wawasan para peserta mengenai pentingnya hilirisasi, tetapi juga menekankan perlunya komitmen bersama dari semua pemangku kepentingan—pemerintah, akademisi, dan pelaku industri—untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan bagi Indonesia di masa depan. (*/Rz)