Alumni IPB University Kembangkan Inovasi Board Game Edukatif ‘Buddy Pekerti’ untuk Cegah Bullying

Alumni IPB University Kembangkan Inovasi Board Game Edukatif ‘Buddy Pekerti’ untuk Cegah Bullying

Alumni IPB University Kembangkan Inovasi Board Game Edukatif ‘Buddy Pekerti’ untuk Cegah Bullying
Alumni

Alumni IPB University, Apriyani Supriatna, Risky Sherly Putri, dan Abdul Aziz yang merupakan tim dari Ruber Innovation Lab berhasil mengembangkan board game edukatif dalam upaya pencegahan perundungan atau bullying di kalangan pelajar yang dinamai ‘Buddy Pekerti’.

Inovasi ini berawal dari kekhawatiran kasus bullying yang marak terjadi di kalangan pelajar Indonesia. Tercatat sebanyak 41,1 persen siswa di Indonesia pernah mengalami perundungan menurut riset Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018.

‘Buddy’ yang berarti ‘Teman’ menjadi konsep dasar dalam penyusunan board game Buddy Pekerti. Buddy Pekerti didesain khusus untuk memberikan sudut pandang baru untuk saling memahami melalui metode design thinking dan coaching.

“Senang rasanya bisa terlibat dan menciptakan sebuah media pembelajaran kreatif untuk mengedukasi siswa dalam mencegah bullying. Apalagi dalam proses membuat Buddy Pekerti, kita menggunakan pendekatan design thinking yang cukup panjang, dari mulai memahami segmentasi pengguna dengan empati, define problem, prototype, testing sampai kita menemukan format games yang pas untuk Buddy Pekerti”, ucap Apriyani salah satu pencipta Buddy Pekerti Board Game.

Menariknya, ia mengungkapkan, Buddy Pekerti tidak hanya games edukatif biasa namun dikemas dengan teori yang sesuai dalam memahami realitas yang terjadi pada remaja. Menurut Erik Erikson dalam teorinya Psikososial, usia 12-18 tahun (remaja) masuk ke dalam tahapan Identity vs Role Confusion, yaitu ketika seseorang mencari identitas diri dengan cara mengembangkan kepercayaan, tujuan, dan nilai-nilai yang mereka pegang.

“Kondisi tersebut menjadikan Buddy Pekerti mengajak peserta untuk meresapi realitas bullying melalui pengalaman interaktif yang menekankan pada kepercayaan diri, empati, dan pola pikir bertumbuh dalam setiap tahap permainannya,” tuturnya.

Lebih dari 3.563 siswa dari berbagai sekolah, komunitas dan rumah belajar di Jabodetabek dan Jawa Barat telah menjadi penerima manfaat dari kegiatan ini. Mereka diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam permainan dan merasakan dampak positif dari interaksi yang dilakukan.

Inisiatif ini juga membawa campaign #1MillionYouthsStopBullying, sebuah kampanye yang bertujuan untuk menggerakkan satu juta pemuda dalam upaya mencegah bullying. Kampanye ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dan dampak dari board game Buddy Pekerti, sehingga semakin banyak pelajar yang sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi teman-teman mereka.

“Dengan Buddy Pekerti Board Game itu membuat aku benar-benar merasa percaya diri, jadi mengerti orang lain, punya empati yang kuat, dan mengerti apa yang teman rasakan dan pikirkan tanpa kita bertanya maupun membuat mereka risih”, Sabna Humaira salah satu peserta #1MillionYouthsStopBullying movement dari SMKN 62 Jakarta.

Selain terus berkunjung ke sekolah-sekolah, pada awal Agustus lalu, tim Ruber Innovation Lab berkesempatan untuk memaparkan bagaimana sekolah dapat berperan sebagai ‘Sekolah Zero Bullying’ dengan memperkuat komitmen untuk membangun karakter pelajar yang lebih baik melalui kelas Festival Pendidikan Belajar Raya by SMSG.

“Dengan keberhasilan ini, diharapkan Buddy Pekerti dapat terus dikembangkan dan diperkenalkan ke lebih banyak sekolah dan komunitas di seluruh Indonesia, sehingga misi untuk menciptakan generasi muda yang peduli dan empati dapat tercapai,” harap Apriyani.