IPB University Launching Tiga Hasil Penelitian Unggulan di Bidang Kesehatan

IPB University Launching Tiga Hasil Penelitian Unggulan di Bidang Kesehatan

IPB University Launching Tiga Hasil Penelitian Unggulan di Bidang Kesehatan
Berita

IPB University melalui Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) me-launching tiga hasil penelitian unggulan di bidang kesehatan di Kampus IPB Dramaga, Bogor (23/8). Kegiatan ini memaparkan hasil penelitian unggulan oleh tiga peneliti IPB University, yaitu Prof Dyah Iswantini (Obat herbal: ProliSlim), Prof Irzaman (Alat ukur kadar Hb darah non invasif), dan Dr Yessie Widya Sari (Oral Care ‘c et chic’).

Dalam sambutannya, Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan inovasi di bidang kesehatan harus diprioritaskan karena selama ini ketergantungan impor, terutama di bidang alat kesehatan, masih sangat tinggi.

Ia mengungkap, posisi riset kesehatan di IPB University menempati posisi kedua, dengan herbal sebagai orientasi utama Fakultas Kedokteran.

“Kita perlu memperkuat riset di bidang genomik juga untuk mengurangi impor dan meningkatkan kedaulatan di bidang kesehatan. IPB University berupaya mengangkat obat herbal menjadi obat resep, yang akan berdampak pada pertumbuhan tanaman obat dan kemajuan sektor pertanian,” tuturnya.

Prof Arif menambahkan bahwa tanaman obat akan menjadi basis pengembangan obat-obatan ke depannya.

“Kita harus terus menjadi inovator yang memukau, mendorong kreativitas yang luar biasa. Selamat atas inovasi ini, semoga menginspirasi orang lain untuk berkarya,” ucapnya.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University, Dr Berry Juliandi mengatakan bahwa IPB University sebagai kampus inovatif di Indonesia telah menjadi model nasional untuk pengembangan riset.

Ia menuturkan, FMIPA IPB University memiliki ekosistem inovasi dengan menciptakan sistem yang menghasilkan riset dan inovasi.

“Di fakultas kami, dekan tidak hanya mengurus aspek teknis tapi fokus pada pengembangan strategi riset. Tugas saya juga membangun komunikasi dan memotivasi dosen agar menjadi pemimpin yang proaktif dalam riset. Pendekatan ini diharapkan dapat melahirkan inovator baru,” ucapnya.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Emanuel Agus Hartono mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan riset, salah satunya dengan menyediakan anggaran lebih dari dua triliun rupiah untuk program Riset Inovatif Produktif (RISPRO). Dana riset yang didukung oleh LPDP pun telah menghasilkan berbagai produk hilirisasi dan komersialisasi.

“Kami mendirikan kegiatan riset di berbagai universitas yang menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. LPDP mendukung riset yang fokus pada hilirisasi. Selamat kepada IPB University, semoga hasil riset ini bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi amal bakti yang berarti,” ucapnya.

Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi menambahkan bahwa IPB University memiliki tradisi panjang dalam meluncurkan inovasi yang mencapai tahap paten hingga komersialisasi.
Acara launching inovasi kesehatan ini, kata dia, menjadi jembatan pengetahuan riset IPB University kepada khalayak luas, termasuk media massa.

“Kami berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama proses yang panjang ini. Ke depannya, riset kesehatan IPB University akan semakin berperan dengan kolaborasi dan sinergi bersama antar berbagai stakeholders,” tuturnya. (dr/Rz)