LRI i-MAR IPB University Fasilitasi Kerja Sama Climateworks Centre, Monash University, Australia dan PKSPL

LRI i-MAR IPB University Fasilitasi Kerja Sama Climateworks Centre, Monash University, Australia dan PKSPL

LRI i-MAR IPB University Fasilitasi Kerja Sama Climateworks Centre, Monash University, Australia dan PKSPL
Berita

Lembaga Riset Internasional Kemaritiman, Kelautan dan Perikanan (LRI i-MAR) IPB University memfasilitasi penandatanganan nota kesepakatan memorandum of intent (MoI) antara Monash University melalui Climateworks Centre (CWC) dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University.

Kerja sama ini dalam kerangka kerja Asia Tenggara untuk Aksi dan Mitigasi Kelautan (Southeast Asia Framework for Ocean Action and Mitigation/SEAFOAM). Di samping itu, kesepakatan tersebut juga sebagai bagian dari penguatan riset kebijakan kelautan dan perubahan iklim yang menjadi kebutuhan Indonesia sejak pertemuan antar pihak perubahan iklim (COP27).

Hadir dalam penandatanganan ini Kepala LRI i-MAR IPB University, Prof Luky Adrianto, Kepala PKSPL Prof Yonfitner, Sekretaris LRI i-MAR Dr Kustiariyah Tarman, dan Supervisor LRI i-MAR Dina Yuniar, SPi, MSi. Sementara itu, tim CWC dihadiri oleh Kepala Departemen Kebijakan CWC Monash University, Luke Brown, Direktur Eksekutif CWC Indonesia, Guntur Sutiyono, dan staf CWC Indonesia, Junita Chandra Iriani Silalahi, Anisa Muslicha, dan Brurce Mecca.

“Kerja sama ini sangat strategis untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam formulasi dan dialog kebijakan kelautan dan iklim (ocean and climate dialogue), termasuk di dalamnya kebijakan yang terkait persiapan, rencana implementasi hingga evaluasi terkait dengan sektor baru kelautan yang tercantum dalam the Next NDC Indonesia 2024/2025,” ujar Prof Luky Adrianto, yang sekaligus ditunjuk sebagai Ketua Komite Kebijakan SEAFOAM 2024-2025.

Climateworks Centre dan PKSPL IPB University dan tentu akan difasilitasi oleh LRI i-MAR menyepakati kerja sama dalam tiga hal, yaitu 1) kerja sama pengembangan kapasitas terkait kebijakan blue carbon dan kelautan untuk perubahan iklim; 2) pengembangan kerja sama kebijakan no emission technology (NET) untuk sektor logistik maritim; dan 3) pengembangan kerja sama riset kebijakan di bidang less carbon blue economy.

Selanjutnya, Prof Yonvitner menyatakan kesiapan PKSPL IPB University untuk mendukung kebijakan kelautan dan perubahan iklim melalui kerja sama ini. Pasalnya, sebut dia, Indonesia memang memerlukan roadmap yang jelas dan inklusif dalam pengelolaan ekosistem pesisir dan laut khususnya yang adaptif terhadap perubahan iklim.

“Perubahaan iklim tidak hanya mempengaruhi ekosistem pesisir dan laut namun juga pada akhirnya akan berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir yang tergantung mata penghidupannya pada ekosistem tersebut. Pendekatan Adaptive Integrated Coastal Management (AICM) menjadi penting,” tegas Prof Yonvitner.

Sementera itu, Kepala Departemen Kebijakan CWC Monash University, Luke Brown menguatkan strategi kerja sama jangka panjang dengan IPB University, khususnya dalam bidang pengembangan ekonomi biru yang adaptif terhadap perubahan iklim. Hal itu mengingat Indonesia merupakan negara partner strategis Australia, termasuk di dalamnya IPB University sebagai mitra strategis riset dan akademik Monash University.

“Melalui SEAFOAM, CWC Monash University bersama IPB University akan menguatkan kerja sama ilmuwan kebijakan kelautan Asia Tenggara,” pungkas Luke Brown. (DY/KT/LA/Rz)