Dosen IPB University Soroti Krisis Air Bersih Jakarta: Tidak Terlepas dari Pengolahan Limbah dan Pencemaran

Dosen IPB University Soroti Krisis Air Bersih Jakarta: Tidak Terlepas dari Pengolahan Limbah dan Pencemaran

Dosen IPB University Soroti Krisis Air Bersih Jakarta Tidak Terlepas dari Pengolahan Limbah dan Pencemaran
Berita

Dr Eng Allen Kurniawan, dosen IPB University di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (SIL), menjelaskan bahwa krisis air bersih di Jakarta merupakan masalah yang kompleks dan multidimensi. Ia menekankan pentingnya pendekatan yang menyeluruh, karena pengelolaan air bersih tidak bisa terpisah dari pengolahan limbah dan pencemaran.

“Ketika kualitas air bersih menurun, salah satu penyebabnya adalah pencemaran dari limbah yang masuk ke badan air,” jelasnya dalam Webinar Bicara Kota 2024 Series ke-7 berjudul ‘Jakarta Krisis Air Bersih? Masa Sih?’ yang diselenggarakan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (CKTRP) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Selasa (13/8).

Ia turut menguraikan berbagai inovasi terbaru dalam teknologi pengelolaan air. Salah satu teknologi yang dibahas adalah penggunaan internet of things (IoT) untuk monitoring secara realtime, yang memungkinkan pemantauan dan pengendalian sistem air dengan lebih efisien.

Selain itu, ia menyebutkan teknologi desalinasi air laut yang digunakan oleh Singapura sebagai contoh. “Singapura, dengan keterbatasan sumber air, telah menerapkan teknologi desalinasi dan pengolahan air hujan untuk mengurangi ketergantungan pada negara tetangga,” tambahnya.

Adapun nanoteknologi, meskipun belum sepenuhnya diterapkan di negara berkembang, ia menjelaskan bahwa solusi pemurnian air dengan teknologi ini menunjukkan potensi besar dalam menyaring mikroorganisme dan kontaminan dari air. Ia mencatat bahwa teknologi seperti ini dapat meningkatkan kualitas air secara signifikan.

Dr Allen menyoroti perlunya kolaborasi antara berbagai pihak dalam menangani krisis ini. “Penting bagi pemerintah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam mengatasi masalah air bersih. Setiap pihak memiliki perannya masing-masing,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat sejak dini tentang penggunaan air yang hemat dan efisien.

Jakarta saat ini sangat bergantung pada pasokan air dari Bendungan Jatiluhur. Namun, kata Dr Allen, kualitas air dari sumber tersebut semakin menurun akibat pencemaran. “Kita perlu mengevaluasi dan menyesuaikan kebijakan serta menerapkan teknologi yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini,” tegasnya. (MW/Rz)