Petani Koi Blitar Belajar Literasi Digital dari Tim Dosen Pulang Kampung IPB University

Petani Koi Blitar Belajar Literasi Digital dari Tim Dosen Pulang Kampung IPB University

Petani Koi Blitar Belajar Literasi Digital dari Tim Dosen Pulang Kampung IPB University
Berita

Para petani koi di Dusun Kuwut, Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar berkesempatan mempelajari ilmu literasi digital dan digital marketing dari para dosen IPB University. Hal itu mereka dapatkan melalui pelatihan yang dilakukan oleh tim Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM), Fakultas Ekologi Manusia (Fema).

Kegiatan ini merupakan upaya pengembangan masyarakat desa wisata berbasis budi daya ikan koi dengan pemanfaatan digital. Pelatihan ini melibatkan dua dosen IPB University, Mahmudi Siwi, SP, MSi (ketua) dan Dr Dwi Retno Hapsari, serta seorang dosen Sekolah Vokasi, Tri Budiarto, SKPm, MSi. Selain itu, pelatihan ini juga melibatkan tiga mahasiswa SKPM IPB University.

“Semoga melalui pelatihan ini, jangkauan pemasaran petani koi di Dusun Kuwut, Desa Kemloko, ini bisa semakin meluas dan mendunia. Jadi konsumen tidak hanya berasal dari pelanggan lama,” ujar Mahmudi Siwi sewaktu memberi kata sambutan, Kamis (8/8) di Joglo Koi Park Blitar.

Literasi digital menjadi materi pertama yang disampaikan oleh Dr Dwi Retno Hapsari dalam pelatihan ini. Dosen SKPM IPB University ini menyampaikan bahwa literasi digital merupakan kemampuan petani koi untuk membaca dan mengevaluasi setiap informasi yang diperoleh dari media digital.

“Literasi digital ini penting bagi petani koi karena sekarang sedang marak-maraknya berita hoax. Harapannya tidak ada petani koi di sini yang menjadi korban. Selain itu, dengan adanya pemahaman literasi digital, semoga rumusan inovasi-inovasi baru dapat bermunculan agar eksistensi pemasaran koi di sini selalu stabil dan meningkat,” kata Dr Retno.

Materi selanjutnya, yaitu digital marketing dijelaskan oleh Tri Budiarto. Ia menyampaikan pentingnya memanfaatkan berbagai platform digital dalam perluasan pasar dan peningkatan pendapatan petani koi Blitar.

“Dari berbagai platform digital yang telah dijelaskan, Bapak dan Ibu petani koi di sini dapat memulai dari penggunaan WhatsApp Business. Aplikasi ini memiliki fitur katalog untuk menampilkan informasi mengenai ikan koi yang dipasarkan,” jelasnya.

Selain Whatsapp Business, ia melanjutkan, perluasan juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan Instagram, TikTok, dan marketplace seperti Shopee. “Jika ingin mengedit konten dalam bentuk video, dapat menggunakan aplikasi CapCut,” jelas dosen Sekolah Vokasi IPB University ini.

Setelah itu, petani koi yang hadir pada pelatihan ini langsung dibimbing dalam praktik mengunduh dan menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada WhatsApp Business oleh tiga mahasiswa IPB University secara langsung dan personal. Latihan memanfaatkan aplikasi CapCut dalam mengedit konten dalam video bahkan juga dilakukan.

Diskusi lebih lanjut membahas terkait perlunya dukungan stakeholder lain, salah satunya pemerintah daerah setempat dalam upaya membranding potensi ikan koi di Desa Kuwut. (EA/Rz)