Dukung Pengurangan Emisi CO2, IPB University Resmikan Kerja Sama Teknologi Pendingin Tenaga Surya

Dukung Pengurangan Emisi CO2, IPB University Resmikan Kerja Sama Teknologi Pendingin Tenaga Surya

Dukung Pengurangan Emisi CO2, IPB University Resmikan Kerja Sama Teknologi Pendingin Tenaga Surya
Berita

IPB University, PT Gudang Segar Indonesia (Fresh Factory) dan Solar Cold Chains for a Green Economy in Indonesia (SOCOOL) secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai kemitraan internasional untuk solusi pendinginan ramah iklim di rantai pendingin Indonesia. Penandatanganan MoU ini berlangsung di Ruang Senat Akademik, Kampus IPB Dramaga, Bogor (8/8).

SOCOOL merupakan sebuah proyek di bawah payung kerja sama bilateral Jerman-Indonesia untuk Program Energi Indonesia/ASEAN yang diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ).

Kerja sama ini bertujuan mendorong kemitraan teknologi antara peneliti/akademisi dan industri untuk mengembangkan solusi ekonomis dan teknis, seperti gudang pendingin dan pabrik es tenaga surya. Solusi ini dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dalam rantai pasokan perikanan dan sektor ekonomi lainnya, serta mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor energi.

Kepala Lembaga Riset Internasional Bidang Teknologi Maju IPB University, Prof Anas M Fauzi mengatakan bahwa IPB University sebagai mitra akademis memiliki peran kunci sebagai knowledge hub yang memastikan keberlanjutan teknologi pendingin yang inovatif dan ramah iklim.

Ia menuturkan, kolaborasi ini nantinya dapat membangun basis pengetahuan yang kuat, meningkatkan kolaborasi teknologi global, dan menyebarkan temuan sehingga memungkinkan terjadinya knowledge sharing terkait best practices atau lessons learned kepada pemangku kepentingan serta pelaku utama di sektor ekonomi yang relevan.

“Kami berkomitmen untuk mendukung kegiatan penelitian dan transfer pengetahuan dalam aplikasi teknologi pendinginan surya guna memastikan penyebaran pengetahuan dan keberlanjutan jangka panjang. Showcase aplikasi teknologi pendinginan surya akan ditempatkan di kawasan Agribusiness Technology Park (ATP) milik IPB University,” ujar Prof Anas.

Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan energi surya dalam rantai pendingin, mengingat kebutuhan energi yang terus meningkat dan dampak emisi karbon dioksida yang signifikan dari sektor ini.

Menurutnya, MoU ini menandai dimulainya kerja sama strategis antara ketiga pihak terkait pengembangan solusi rantai pendingin berbasis energi surya di Indonesia. Selain untuk memperkuat infrastruktur energi di Indonesia, kolaborasi ini juga mendukung upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.

“Kerja sama ini diharapkan juga dapat berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, dengan mengurangi limbah makanan melalui penggunaan teknologi pendinginan ramah lingkungan,” tuturnya.

Commission Manager Solar Cold Chains for a Green Economy in Indonesia, Frank Stegmueller, menyampaikan bahwa meningkatnya kebutuhan energi di Indonesia menekankan pentingnya transisi ke sumber energi baru terbarukan.

Menurutnya, terdapat potensi besar untuk meningkatkan efisiensi energi dalam pendinginan dengan mengintegrasikan energi baru terbarukan melalui sistem fotovoltaik.

“Hal ini dapat mengurangi dampak iklim jangka panjang serta biaya terkait transportasi dan bahan bakar untuk pembangkit listrik,” ucapnya.

Pendiri dan CEO Fresh Factory, Larry Ridwan, melalui perusahaan rintisannya berkomitmen meningkatkan sistem logistik dan pergudangan rantai dingin di Indonesia serta membangun pusat pemenuhan hiperlokal.

“Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk mempromosikan adopsi teknologi pendingin bertenaga surya melalui aplikasi inovatif dan berkelanjutan. Komitmen kami adalah meningkatkan rantai pendinginan dan akses pasar, meningkatkan penggunaan energi produktif, dan memitigasi emisi karbon dioksida,” ujarnya.

Acara penandatanganan MoU ini ditutup dengan sesi foto bersama antara perwakilan IPB University, Fresh Factory dan SOCOOL serta kunjungan langsung ke ATP IPB University. (dr/Rz)