Kelompok KKNT Inovasi IPB University Gelar Demonstrasi Pengukuran pH Tanah kepada Petani di Desa Mulyoasri

Kelompok KKNT Inovasi IPB University Gelar Demonstrasi Pengukuran pH Tanah kepada Petani di Desa Mulyoasri

Kelompok KKNT Inovasi IPB University Gelar Demonstrasi Pengukuran pH Tanah kepada Petani di Desa Mulyoasri
Student Insight

Kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University yang sedang melakukan pengabdian di Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Jawa Timur menggelar acara sosialisasi dan demonstrasi pengukuran tingkat keasaman (pH) tanah di lahan pertanian warga setempat.

Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada empat dusun yang berada di Desa Mulyoasri, yaitu Dusun Mulyoasri, Dusun Mulyoagung, Dusun Sumbersuko, dan Dusun Sukorejo.

Kelompok KKNT Inovasi IPB University mendatangi lahan-lahan pertanian warga Desa Mulyoasri dan mendampingi langsung kegiatan demonstrasi pengukuran pH tanah kepada para petani. Pengukuran pH tanah dilakukan sebagai bentuk pembenahan kondisi tanah pertanian untuk mengetahui kualitas tanah dan kesesuaiannya terhadap komoditas yang ditanam para petani Desa Mulyoasri.

Filza Syafira, salah satu anggota kelompok KKNT Inovasi, menyampaikan bahwa pengukuran pH tanah penting dilakukan oleh para petani untuk mengetahui kualitas tanah dan kesesuaiannya terhadap komoditas hortikultura di Desa Mulyoasri.

“Tingkat keasaman (pH) tanah perlu diketahui dan disesuaikan dengan komoditas tanaman yang akan ditanam supaya nutrisi akan terserap dengan baik oleh tanaman tersebut,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, kelompok KKNT Inovasi turut membagikan brosur panduan yang berisi beberapa komoditas hortikultura yang umumnya ditanam di Desa Mulyoasri dan nilai pHnya yang sesuai kepada para petani yang hadir.

Filza menjelaskan, pengukuran pH tanah dilakukan melalui dua metode, yaitu menggunakan kertas lakmus dan digital soil meter, sehingga dapat dikomparasikan untuk melihat akurasinya.

Selain itu, suhu tanah, kelembapan tanah, dan intensitas radiasi turut dapat diketahui melalui pengukuran digital soil meter. Alat yang digunakan tergolong mudah ditemukan dan dioperasikan, supaya mempermudah para petani dalam melakukan pembenahan tanah.

Eko Sugiantoro, Kepala Dusun Sukorejo mengatakan bahwa salah satu kendala para petani di Desa Mulyoasri adalah pembenahan tanah yang masih sulit dilakukan.

“Di sini pembenahan tanah itu masih sulit, harus ke Kota Malang dahulu untuk mengecek kondisi tanahnya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pola tanam para petani yang biasanya langsung menanam komoditas lain setelah pemanenan suatu komoditas, seringkali menurunkan kualitas tanah, termasuk tingkat keasamannya.

Dari kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pengukuran pH tanah, kelompok KKNT Inovasi berharap dapat menjadi langkah sederhana para petani dalam melakukan pembenahan tanah pertanian di Desa Mulyoasri dan memperoleh hasil panen yang maksimal. (*/Rz)