Tim KKNT Inovasi IPB University dan Kelompok Tani Bersinergi Menuju Pertanian Berkelanjutan di Desa Cicadas

Tim KKNT Inovasi IPB University dan Kelompok Tani Bersinergi Menuju Pertanian Berkelanjutan di Desa Cicadas

Tim KKNT Inovasi IPB University dan Kelompok Tani Bersinergi Menuju Pertanian Berkelanjutan di Desa Cicadas
Student Insight

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University mengadakan penyuluhan mengenai pupuk organik cair (POC) di Desa Cicadas, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penyuluhan dihadiri oleh enam kelompok tani, termasuk kelompok wanita tani (KWT). Penyuluhan ini bertujuan untuk memperkenalkan POC serta praktik langsung pembuatan pupuk tersebut.

Kegiatan dimulai dengan penjelasan mengenai POC yakni inovasi pertanian yang memanfaatkan bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. POC dikenal karena mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesehatan tanaman, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Edelino Weissnanto Rahman, penanggung jawab program KKNT Inovasi Desa Cicadas mengatakan, dengan melihat isu harga pupuk yang semakin naik, diperlukan sebuah alternatif pupuk yang bahan dasarnya tersedia di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, mereka mengusung penyuluhan tersebut.

“Selama penyuluhan, POC dibuat menggunakan feses ayam dan sekam padi. Kombinasi kedua bahan tersebut memberikan hara yang berguna bagi tanaman,” ujar Edelino.

Ia mengatakan, penjelasan tersebut diikuti dengan sesi praktik pembuatan POC. Pada sesi ini, mahasiswa KKNT Inovasi IPB University memandu para petani untuk memahami proses dan manfaatnya.

“Setelah itu, kami juga mengenalkan aplikasi IPB Digitani yang dapat digunakan oleh petani sebagai media konsultasi daring, dengan harapan membantu mereka mengoptimalkan hasil pertanian dan mengadopsi praktik pertanian yang lebih modern dan efisien,” jelas Edelino.

Ia berharap penyuluhan ini memberikan pengetahuan baru tentang POC dan teknologi digital kepada petani Desa Cicadas, serta membantu mereka menerapkannya untuk meningkatkan hasil pertanian.

Ateng, salah satu ketua kelompok tani di Desa Cicadas, berbagi pandangannya mengenai tantangan yang dihadapi oleh para petani di desa tersebut. Ia menyatakan, “Permasalahan yang terdapat di desa kebanyakan permasalahan penyakit dan ketidakcocokan bibit dari luar daerah. Oleh karena itu, meskipun pemerintah memberikan subsidi bibit, terkadang bibitnya tidak cocok sehingga masyarakat kembali menggunakan bibit lokal.”

Partisipasi petani menunjukkan antusiasme terhadap inovasi dan komitmen untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian. Kolaborasi antara mahasiswa IPB University dan petani lokal merupakan langkah positif menuju pengembangan pertanian berkelanjutan di daerah tersebut. (*/Lp/Rz)