Cookies Bonggol Jagung: Inovasi Unik dari Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University

Cookies Bonggol Jagung: Inovasi Unik dari Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University

Cookies Bonggol Jagung Inovasi Unik dari Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University
Student Insight

Tim mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University kenalkan cara pengolahan bonggol jagung menjadi cookies yang lezat di Desa Karangmalang, Tegal, Jawa Tengah (30/7). Inovasi cookies dari bonggol jagung ini muncul karena melimpahnya bonggol jagung yang belum termanfaatkan.

Maylaffayza Permata Shifa, mahasiswa KKNT Inovasi IPB University mengaku resah karena melimpahnya bonggol jagung di desa tersebut. Ia menyebut, melimpahnya bonggol jagung selama ini belum dimanfaatkan sehingga terkesan sebagai limbah. Padahal, jika dimanfaatkan akan memiliki nilai jual maupun manfaat lebih tinggi.

Ia mengatakan, Desa Karangmalang termasuk salah satu daerah pemasok jagung kering terbesar yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. “Jagung kering yang dipanen perlu dipisahkan dari bonggolnya sebelum dijual. Oleh karenanya, sisa bonggol jagung yang telah dipisahkan menjadi limbah yang hanya disimpan dalam karung di halaman rumah warga,” kata Maylaffayza.

Ia melanjutkan, sisa bonggol tersebut selama ini belum mendapat perhatian dari warga dan belum diolah. Tidak hanya itu, pemanfaatannya sejauh ini hanya sekadar dijadikan bahan untuk membakar sampah rumah tangga. Padahal, dengan sedikit perhatian, limbah bonggol tersebut dapat menjadi potensi yang bisa dimanfaatkan sebagai sesuatu yang bernilai jual maupun manfaat lebih tinggi.

Maylaffayza menjelaskan, tim KKNT Inovasi IPB University yang melihat potensi tersebut, memiliki inovasi untuk menyulap limbah bonggol jagung menjadi cookies atau kue kering. Ia menerangkan, pembuatan cookies dari bonggol jagung ini melewati berbagai proses hingga akhirnya bisa dikonsumsi.

“Kunci utama dalam proses pembuatan bonggol jagung menjadi kue kering ada pada proses penepungan, bonggol jagung utuh yang keras diolah menjadi tepung sehingga dapat dijadikan bahan baku dalam pembuatan kue kering. Proses penepungan ini berguna untuk memperlama umur simpan bonggol dan memudahkan proses pengolahan bonggol jagung menjadi campuran kue kering,” kata Maylaffayza.

Ia menegaskan, mengingat bahan dasarnya yang rentan tercemar kontaminan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan cookies bonggol jagung agar layak konsumsi. Mulai dari proses paling awal, yakni pemilihan bonggol untuk dijadikan tepung.

Maylaffayza Permata menjelaskan, bonggol yang dipilih adalah bonggol yang baru dipipil dan belum lama disimpan. Setelah itu, katanya, bonggol disikat dan dicuci dengan air mengalir untuk meluruhkan kotoran yang tampak. Selanjutnya, dilakukan proses blanching, yakni perebusan bonggol di dalam air mendidih secara cepat dengan tujuan untuk mencegah perkembangan bau dan warna yang tidak diinginkan pada proses selanjutnya yakni pengeringan.

“Proses pengeringan dilakukan dengan menjemur di bawah sinar matahari hingga bonggol benar-benar kering dan siap untuk digiling. Setelah benar-benar kering, bonggol digiling menggunakan mesin yang mengubahnya menjadi tepung, penggilingan dilakukan beberapa kali agar mendapat hasil yang benar-benar halus,” kata Maylaffayza.

Inovasi cookies dari tepung bonggol jagung atau cookies bonggol jagung dipaparkan melalui sosialisasi dan demonstrasi pembuatan di pendopo Balai Desa Karangmalang, (30/7). Kegiatan tersebut dihadiri oleh perangkat Desa Karangmalang, perwakilan Kecamatan Kedungbanteng, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Desa Karangmalang, pengurus pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) serta pengurus kelompok wanita tani (KWT). (*/ra/Rz)