Kembangkan Tempe Kacang Koro dan Mi Tanpa Gandum, Mahasiswa IPB University Sabet Juara Kompetisi Bergengsi di Amerika Serikat

Kembangkan Tempe Kacang Koro dan Mi Tanpa Gandum, Mahasiswa IPB University Sabet Juara Kompetisi Bergengsi di Amerika Serikat

Kembangkan Tempe Kacang Koro dan Mi Tanpa Gandum, Mahasiswa IPB University Sabet Juara Kompetisi Bergengsi di Amerika Serikat
Prestasi

Kembangkan tempe kacang koro dan mi tanpa gandum, dua tim mahasiswa IPB University meraih juara di kompetisi Developing Solutions for Developing Countries (DSDC) di Chicago (IL), Amerika Serikat.

DSDC merupakan salah satu perlombaan di bidang inovasi pangan tingkat internasional yang diselenggarakan tiap tahunnya oleh Institute of Food Technologist (IFT). Tema tahun ini mengangkat kontribusi teknologi pangan dalam menurunkan biaya impor dan tingkat inflasi di negara berkembang. Kompetisi ini melibatkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk memecahkan masalah di negara berkembang dengan pendekatan ilmu teknologi pangan.

Diikuti oleh 50 tim dari 11 negara berbeda, DSDC menjadi salah satu perlombaan paling bergengsi dalam bidang teknologi pangan. Proses perlombaan ini terdiri dari dua tahap, yakni preliminary dan final. Babak preliminary dilaksanakan secara online oleh semua tim. Kemudian dari proposal preliminary, panitia menyeleksi menjadi 6 finalis yang akan maju ke babak final dan mempresentasikan solusi mereka di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Dari keenam finalis tersebut, 2 tim berasal dari Indonesia, 2 tim Costa Rica, 1 Tim dari Canada dan 1 Tim dari Malaysia.

Dua tim dari Indonesia keduanya berasal dari IPB University, terdiri dari tim GEM dan tim SILAW. Tim GEM yang beranggotakan Feizya Hilyata Musaddiq, Inaya Chairani Mahdiya Putri, dan Raychan Zalza Ansharullah. Mereka mengangkat inovasi tempe dengan substitusi kedelai menggunakan kacang koro dan ampas tahu yang dikemas menggunakan teknologi sterilisasi komersial, bernama Tempeh GemBoost. Berkat inovasi tersebut, tim GEM berhasil mengukir prestasi sebagai juara tiga DSDC 2024.

Sementara itu, tim SILAW berhasil menempati juara 2 yang beranggotakan Imroati Fatimatuzzahra, Lathifah Novianti Lyantin, dan Sarah Azzahra. Tim SILAW mengembangkan produk mi tanpa gandum yang disingkat Tandum. Menggunakan bahan asal Indonesia, yakni tepung mocaf, pati sagu, dan tepung pisang.

“Mi ini berpotensi menurunkan impor gandum dengan menghidupkan kembali makanan pokok daerah. Pemilihan produk mi menjadi solusi yang optimis karena sesuai dengan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia, juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan asupan serat pangan,” ujar Imroati.

Ketika ditanya mengenai kesan di DSDC, Imroati mengatakan, “Banyak sekali pengalaman yang didapat, dan kami sangat bersyukur.” Baginya, DSDC membuka kesempatan untuk mengulik potensi lokal Indonesia dan mengimplementasikan ilmu yang didapat di kelas.

“Lebih dari itu, DSDC memungkinkan kami untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan orang-orang hebat, senior-senior, serta rekan mahasiswa di bidang teknologi pangan,” tambahnya.

Kesuksesan kedua tim diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa IPB University untuk berprestasi di kancah internasional.

“Bertanding di kompetisi tingkat dunia dan bertemu dengan top food technologist memberikan kami pengalaman yang berharga. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen, sponsor, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanan kami. Semoga kelak IPB University dapat terus mempertahankan prestasinya di DSDC dan perlombaan internasional lainnya,” ujar Feizya. (*/Rz)