Majukan Potensi Kabupaten Sambas, IPB University dan Astra Kolaborasi untuk Pengembangan Pisang Kepok

Majukan Potensi Kabupaten Sambas, IPB University dan Astra Kolaborasi untuk Pengembangan Pisang Kepok

Majukan Potensi Kabupaten Sambas, IPB University dan Astra Kolaborasi untuk Pengembangan Pisang Kepok
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University melakukan kunjungan strategis ke Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki potensi kerja sama dalam pengembangan klaster pisang kepok, dalam kerangka program Desa Sejahtera Astra (DSA), yang merupakan inisiatif kolaboratif antara IPB University dan Astra International Tbk.

Tim dari DPMA IPB University, yang wakili oleh Danang Aria Nugroho, SE, MSi sebagai Supervisor Layanan Agromaritim, bersama staf Sarwono, SP, diterima oleh jajaran Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Sambas yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Sambas, Ir H Fery Madagaskar, MSi.

Dalam diskusi yang berlangsung, terungkap bahwa komoditas unggulan Kabupaten Sambas antara lain kelapa, jeruk, pisang, petai, buah naga, dan nanas. Sebagai fokus utama pengembangan, pisang kepok sendiri produktivitasnya mencapai 20.570 ton per tahun.

Rusli, perwakilan petani, menekankan pentingnya kepastian pasar dan harga yang menguntungkan bagi petani. Di sisi lain, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kalimantan Barat, melalui PT MAS, telah mengontrak pembelian pisang kepok kuning sebanyak 120 ton per minggu untuk ekspor. Hal ini memberikan jaminan pasar yang stabil bagi petani yang terlibat dalam program DSA.

“Kerja sama ini mencerminkan kolaborasi pentahelix yang inklusif antara IPB University, Astra International Tbk, pemerintah daerah, IWAPI, dan para petani, untuk memajukan sektor pertanian lokal sambil memperluas akses ke pasar internasional yang menguntungkan,” ujar Danang.

Ia mengharapkan, kolaborasi ini juga dapat mengangkat potensi ekonomi petani pisang kepok di Kabupaten Sambas, memperluas akses pasar, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal secara berkelanjutan.

Tim DPMA IPB University melakuan kunjungan ke beberapa desa untuk mengidentifikasi potensinya masing-masing. Beberapa desa penghasil pisang kepok di Kabupaten Sambas, seperti Rambayan, Sempadian, Sarimakmur, Segarau Parit, dan Kertiasa, dipilih sebagai calon anggota DSA cluster pisang kepok.

Didampingi oleh Kepala Bagian Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, diskusi intensif turut dilakukan dengan penyuluh, kepala desa, dan kelompok tani. Dari diskusi tersebut terungkap bahwa selama ini, petani lokal umumnya menerapkan pola tumpangsari dengan tanaman lain seperti pinang dan kelapa. Langkah tersebut demi menjaga kestabilan pendapatan dan mendiversifikasi pendapatan mereka.

Harga pisang kepok saat ini mencatat sekitar Rp1.400 per kg, namun setelah memperhitungkan biaya transportasi, petani hanya mendapatkan keuntungan bersih Rp 700-800 per kg.

Tim DPMA IPB University juga mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk sebagai upaya memperkuat potensi ekspor pisang kepok ke Malaysia melalui fasilitas yang ada di Kabupaten Sambas. Importir dari Malaysia menyatakan kebutuhan mereka yang stabil terhadap komoditas tersebut, menegaskan potensi pasar yang kuat melalui jalur ini.

Program DSA klaster pisang kepok diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi lokal tetapi juga menjamin kualitas dan keberlanjutan pasokan untuk pasar ekspor. Dengan dukungan teknologi budi daya modern dan manajemen panen yang baik, ini diharapkan dapat memberikan kepastian pendapatan yang lebih baik bagi petani pisang kepok di Kabupaten Sambas.

Ketersediaan fasilitas yang baik di PLBN Aruk menjadi peluang strategis untuk mendukung ekspor pisang kepok ke pasar internasional, dengan IWAPI sebagai pengekspor potensial yang siap dengan jaringan pasarnya.

Selain itu, hasil survei lapangan menunjukkan bahwa dengan sentuhan teknologi budi daya dan manajemen panen yang tepat, pengembangan pisang kepok di Kabupaten Sambas memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas dan kontinuitas pasokan, serta memberikan kepastian harga yang adil bagi para petani.

Turut hadir dalam pertemuan ini Asisten Perekonomian dan Pembangunan serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), serta perwakilan dari Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas. (*/Rz)