Mahasiswa Ajak Diskusi Masyarakat Tani Desa Kosambi, Tampung Keluh Kesah Petani

Mahasiswa Ajak Diskusi Masyarakat Tani Desa Kosambi, Tampung Keluh Kesah Petani

Mahasiswa Ajak Diskusi Masyarakat Tani Desa Kosambi, Tampung Keluh Kesah Petani
Student Insight

Mahasiswa IPB University yang sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi mengadakan kegiatan diskusi terbuka dengan masyarakat tani di Desa Kosambi, Kecamatan Cipunagara, Subang, Jawa Barat. Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan solusi praktis kepada para petani mengenai manajemen hama serta penggunaan teknologi pertanian serta menjadi sarana masyarakat untuk menyampaikan keluhan terkait pertanian.

Rangkaian acara inti dimulai dengan pemaparan materi mengenai manajemen tikus dan pestisida nabati. Para petani diberikan pengetahuan mengenai cara efektif mengendalikan populasi tikus yang sering menjadi hama utama di lahan pertanian.

“Mahasiswa IPB University juga memperkenalkan berbagai jenis pestisida nabati yang ramah lingkungan dan aman digunakan untuk mengendalikan hama tanpa merusak ekosistem,” ujar Ade Fadillah Rafii, salah satu anggota tim KKNT Inovasi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pengenalan aplikasi IPB Digitani, sebuah inovasi digital yang dikembangkan untuk membantu petani dalam mengelola lahan pertanian mereka. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur seperti forum tani, tanya pakar, serta berbagai artikel pertanian yang bermanfaat.

“Para petani sangat antusias mendengarkan penjelasan mengenai aplikasi ini, yang diharapkan dapat membantu mereka meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian,” ungkap Ade.

Setelah sesi pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan diskusi terbuka antara petani dan penyuluh pertanian lapang (PPL). Dalam sesi ini, para petani diberikan kesempatan untuk menyampaikan berbagai masalah yang mereka hadapi, terutama terkait dengan pengadaan pupuk dan solusi mengatasi hama. PPL memberikan penjelasan mengenai prosedur pengadaan pupuk yang benar serta berbagai metode pengendalian hama yang telah terbukti efektif.

Ade menyebut, “Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi jembatan antara dunia akademis dan praktis, sehingga para petani dapat lebih berdaya dan pertanian di Indonesia semakin maju.” (*/Rz)