Mahasiswa IPB University Buat Teh Raguva, Minuman Herbal Khas Desa Sumingkir dari Rambut Jagung

Mahasiswa IPB University Buat Teh Raguva, Minuman Herbal Khas Desa Sumingkir dari Rambut Jagung

Mahasiswa IPB University Buat Teh Raguva, Minuman Herbal Khas Desa Sumingkir dari Rambut Jagung
Student Insight

Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University di Desa Sumingkir, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah berinovasi dengan membuat minuman herbal berbahan dasar rambut jagung. Nama produk tersebut adalah ‘Teh Raguva’ yang merupakan singkatan dari teh rambut jagung stevia.

Rambut jagung alias corn silk merupakan salah satu bagian pada jagung yang umumnya tidak dimanfaatkan dengan baik. Namun, berdasarkan berbagai penelitian dan informasi dari bahan bacaan ilmiah, rambut jagung ini ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

“Salah satu jurnal ilmiah menyebutkan bahwa rambut jagung ini mengandung flavonoid, yakni salah satu jenis antioksidan yang bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa darah karena mampu menstimulasi sekresi hormon insulin. Oleh sebab itu, rambut jagung bermanfaat bagi penderita diabetes,” jelas Muhammad Bintang Rafli Ardian, ketua tim KKNT Inovasi.

Di sisi lain, lanjut dia, Desa Sumingkir memiliki potensi yang sangat besar karena desa ini merupakan penghasil jagung. Selama ini, jagung yang dihasilkan di desa ini hanya dijual bagian jagung pipilnya saja, sehingga belum pernah ada pemanfaatan rambut jagung sebagai produk yang memiliki nilai ekonomis.

Tantri Nurhidayah Prihatiwi, mahasiswa KKNT Inovasi sebagai inisiator menjelaskan, Teh Raguva diberi penambahan stevia sebagai pemanis alami yang dikemas dalam kantung teh siap seduh.

“Stevia digunakan karena daun ini merupakan pemanis alami dengan indeks glikemik sebesar nol, sehingga tidak mempengaruhi kadar glukosa konsumennya,” jelasnya

Untuk mengenalkan produk tersebut, mahasiswa KKNT Inovasi IPB University kemudian mengadakan ‘Pelatihan Pembuatan Teh Raguva’ yang dilaksanakan di Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Sumingkir dengan peserta dari kaum ibu.

“Rambut jagung yang digunakan dalam praktik ini sudah melalui tahap pencucian, pengeringan, dan penghalusan. Daun stevia yang digunakan pun sudah dalam bentuk kering dan halus,” jelas Febianna Hijra Syairrani yang juga inisiator pelatihan ini.

Oleh karena itu, kata dia, dalam pelatihan ini yang dilakukan hanya memasukkan rambut jagung dan stevia ke dalam kantung teh, kemudian kantung teh tersebut dilekatkan menggunakan sealer khusus kertas.

“Proporsi rambut jagung dan stevia yang digunakan adalah 2:1, sehingga rambut jagung sebanyak 4 gram dan stevia sebanyak 2 gram,” urainya.

Ibu-ibu peserta pelatihan ini turut mencoba hasil pembuatannya sendiri. Salah satu peserta pelatihan, Sikhu, setelah mencoba Teh Raguva mengatakan bahwa rasanya mantap dan manisnya sudah pas. Salah satu peserta lainnya, yakni Kartipah, langsung meminumnya sampai habis karena merasa suka dengan rasanya. Ibu-ibu yang datang ke pelatihan ini membawa masing-masing empat kantung teh yang disimpan dalam plastik kemas yang dapat diseduh di rumah.

Tim KKNT Inovasi IPB University berharap bahwa kegiatan pembuatan Teh Raguva ini mampu membawa manfaat untuk ekonomi dan pemberdayaan wanita Desa Sumingkir agar ke depannya desa ini mampu menjadi lebih maju lagi.

“Selain itu, harapan kami semoga produk Teh Raguva ini mampu menembus pasar ekspor karena melihat ketertarikan konsumen di berbagai tempat yang semakin peduli terhadap kesehatan,” ucap Febianna. (*/Rz)