Mapay: Program Unggulan Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University untuk Tingkatkan Daya Saing UMKM Pepaya

Mapay: Program Unggulan Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University untuk Tingkatkan Daya Saing UMKM Pepaya

Mapay Program Unggulan Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University untuk Tingkatkan Daya Saing UMKM Pepaya
Student Insight

Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN) Inovasi adalah salah satu program penting dalam perjalanan akademis mahasiswa yang tak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai pengabdian kepada masyarakat.

Tahun ini, salah satu tim mahasiswa KKNT Inovasi IPB University mengusung tema ‘Pengembangan Pepaya Calina dengan Pemanfaatan Potensi Lingkungan di Desa Janggala, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat’. Program dinamai Mapay: Marketing Pepaya Calina.

Acara ini diselenggarakan oleh mahasiswa IPB University dalam rangka meningkatkan pemasaran produk olahan pepaya dan pengemasan makanan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Janggala. Selain itu, program KKNT Inovasi ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkontribusi nyata, berbagi ilmu, serta menggali potensi lokal demi kemajuan bersama.

Pada penyelenggaraannya, mahasiswa menjelaskan tentang pemasaran produk UMKM sampai dengan pengemasan produk makanan menggunakan vakum. Program ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota PKK dalam memasarkan produk pepaya calina produksi lokal.

“Kami mengawali program dengan sosialisasi mengenai strategi marketing melalui aplikasi Shopee, sebuah platform e-commerce terkemuka di Indonesia. Para peserta diarahkan cara membuat akun Shopee, mengunggah produk olahan pepaya Calina, serta teknik-teknik pemasaran yang efektif untuk menarik lebih banyak pembeli,” ungkap Sofie Hafsah, salah satu anggota tim KKNT Inovasi IPB University.

Tak hanya sosialisasi pemasaran, Sofie menuturkan bahwa program ini juga menekankan pentingnya perbaikan packaging produk. Para peserta diperkenalkan penggunaan vacuum sealer, alat yang dapat memperpanjang masa simpan produk dan menjaga kualitas produk olahan pepaya agar tetap segar hingga sampai di tangan konsumen.

“Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk pepaya dari Desa Janggala di pasar yang lebih luas,” tandasnya.

Menambah keseruan acara, program Mapay ditutup dengan lomba paling cepat melakukan packaging menggunakan vacuum sealer. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana bagi para peserta untuk mempraktikkan langsung keterampilan yang telah dipelajari. Para peserta terlihat antusias dan bersemangat mengikuti setiap tahap lomba, menunjukkan hasil yang sangat memuaskan.

Sekretaris Desa Janggala, Ela laelasari SIP, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar program Mapay ini bisa menjadi langkah awal yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan ekonomi.

“Dengan keterampilan yang baru ini, kami berharap produk pepaya dari Desa Janggala bisa dikenal lebih luas dan mampu bersaing di pasar yang lebih besar,” ujarnya.

Para peserta juga mengungkapkan rasa syukur dan antusiasme mereka terhadap program ini. “Kami sangat berterima kasih atas pelatihan ini, kami jadi lebih percaya diri untuk memasarkan produk pepaya kami ke luar desa,” kata Siti, salah satu peserta dari Dusun Sukamaju.

Menurut Sofie, program Mapay ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi lokal melalui pemberdayaan dan pelatihan yang tepat.

“Dengan semangat yang terus membara, Desa Janggala siap menatap masa depan yang lebih cerah dengan produk pepayanya yang kini lebih berkualitas dan siap bersaing di pasar digital,” tutupnya. (*/Rz)