Branding Gizi Seimbang, Tim Dosen Pulang Kampung IPB University Rekomendasikan Sustainable Diet Berbasis Pangan Lokal

Branding Gizi Seimbang, Tim Dosen Pulang Kampung IPB University Rekomendasikan Sustainable Diet Berbasis Pangan Lokal

Branding Gizi Seimbang, Tim Dosen Pulang Kampung IPB University Rekomendasikan Sustainable Diet Berbasis Pangan Lokal
Berita

Tim Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University melakukan branding gizi seimbang melalui pengayaan Kurikulum Merdeka. Aktivitas ini sekaligus mengenalkan pola konsumsi pangan berkelanjutan atau sustainable diet.

Pola konsumsi pangan yang sehat dari sistem pangan yang berkelanjutan pertama kali dikenalkan sejak 2019 oleh EAT-Lancet. Rekomendasi sustainable diet yang diperkenalkan tim Dospulkam IPB University berbasis pangan lokal yang beragam dan bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan zat gizi sehari serta menjalankan misi penyelamatan lingkungan melalui misi efisiensi ekologi.

Tim Dospulkam IPB University terdiri dari Dr Yayuk Farida Baliwati sebagai ketua, dan Dr Siti Amanah, Dr Cesilia Meti Dwiriani dan Resa Ana Dina, SKM, MEpid sebagai anggota.

“Di tengah tantangan lingkungan yang semakin kompleks, pangan lokal menjadi elemen utama dalam memastikan keberlanjutan dan kestabilan sistem pangan. Dengan pembiasaan konsumsi pangan lokal akan memperpendek rantai pasok pangan utamanya dari sisi distribusi yang paling banyak berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca,” ujar Dr Yayuk.

Ia dan tim mengajak para guru di SD Plus Rahmat, Yayasan Taman Pendidikan Rahmat Kota Kediri untuk mulai memperkenalkan aneka ragam pangan lokal kepada peserta didiknya, melalui pengayaan pembelajaran karakter.

Dr Yayuk menjelaskan bahwa keragaman pangan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah di Indonesia sangat potensial untuk dimanfaatkan serta sangat mudah untuk diperoleh. Mulai dari ketersediaan bahan pangan mentahnya, seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, tempe, tahu, dan semacamnya.

“Indonesia juga memiliki kearifan lokal yang sangat kaya dalam proses pengolahannya. Sebagai contoh adalah olahan sambal pecel, tumpal, hingga olahan tahu sebagai ciri khas Kota Kediri yang cukup beragam,” tandasnya.

Kegiatan pengenalan ini disisipkan selama Workshop Penyusunan Modul Proyek yang dihadiri oleh 30 guru sekolah dasar dan stakeholder di Yayasan Taman Pendidikan Rahmat Kota Kediri. Peserta diminta untuk menyusun lembar kerja dan rencana pembelajaran proyek yang harapannya dapat diterapkan di tahun ajaran 2024/2025.

Dr Yayuk memaparkan, modul Proyek Gizi Seimbang disisipkan dalam tema ‘Gaya Hidup Berkelanjutan’ dengan rincian kegiatan mengikuti aktivitas pengenalan, kontekstual, aksi dan refleksi.

Sebagai bagian dari aksi, peserta didik akan melakukan demonstrasi untuk berkreasi membuat menu bergizi seimbang. Peserta didik juga akan memperkenalkan menu bergizi seimbang tersebut ke keluarga sebagai bentuk refleksi.

“Dengan implementasi gizi dalam pembelajaran proyek ini, kami berharap siswa mampu menerapkan ilmu yang didapat di kehidupan sehari-hari, terutama ketika mengonsumsi makanan,” ujar salah satu guru, peserta workshop. (*/Rz)