Menteri PPN Dorong IPB University Pimpin Pemulihan Tanah dan Keanekaragaman Hayati dalam Hadapi Triple Planetary Crisis

Menteri PPN Dorong IPB University Pimpin Pemulihan Tanah dan Keanekaragaman Hayati dalam Hadapi Triple Planetary Crisis

Menteri PPN Dorong IPB University Pimpin Pemulihan Tanah dan Keanekaragaman Hayati dalam Hadapi Triple Planetary Crisis
Berita

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa meminta agar IPB University dapat memimpin untuk pulihkan tanah dan keanekaragaman hayati yang rusak akibat perubahan iklim, juga menyelamatkan keamanan pangan mengingat jumlah penduduk yang semakin meningkat.

Hal tersebut disampaikan Suharso dalam kunjungannya ke Science and Techno Park (STP) IPB University sekaligus melakukan diskusi dengan para pakar dengan mengangkat tema Expert Group Meeting Triple Planetary Crisis, Pertanian Regeneratif dan Ketahanan Pangan, pada Kamis (18/7).

Suharso menyoroti isu global terkait krisis iklim, krisis biodiversitas dan krisis polusi atau dikenal dengan konsep Triple Planetary Crisis. “Triple Planetary Crisis semakin mendapat sorotan sebagai ancaman serius terhadap keberlanjutan planet yang menjadi tempat tinggal manusia,” ungkapnya.

Ia menandaskan, “Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling terdampak perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Selain itu sektor pertanian juga dapat menjadi kontributor masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.”

Ia mengatakan bahwa Survei Pertanian Terintegrasi (SITASI) menyebutkan 89 persen pertanian di Indonesia berada pada status tidak berkelanjutan dan tidak linear dengan pertambahan jumlah penduduk. Selain itu adanya perubahan iklim juga dapat mengurangi 20 persen produk domestik bruto dunia.

“Saya ingin IPB University yang mengembalikan kesuburan tanah yang tandus. Saya juga meminta kepada para ahli di sini untuk menyelamatkan keamanan pangan bagi penduduk yang kian hari kian meningkat,” tutur Suharso.

Merespon hal tersebut, Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan bahwa IPB University siap dengan permintaan dari Kepala Bappenas tersebut.

“Kami siap dengan program pemulihan kesehatan tanah melalui dukungan berbagai inovasi yang kami miliki, selain itu perlu ada skema kedua berupa riset lanjutan mengingat sifat tanah yang beraneka ragam, agar program berjalan cepat,” ucapnya.

Dalam diskusi, Prof Arif menyampaikan berbagai inovasi terkait komoditas pangan seperti padi, sorgum, bawang, dan cabai yang berproduktivitas tinggi dan tahan penyakit, serta teknologi untuk memulihkan tanah yang tercemar limbah sawit.

“Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan solusi dan langkah nyata yang konstruktif dalam mendorong pertanian regeneratif di Indonesia. Dengan mengadopsi praktik pertanian yang berkelanjutan, Indonesia dapat menjaga kesehatan tanah, meningkatkan ketahanan pangan, dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Prof Arif.

Dalam kegiatan tersebut juga dihadirkan pakar ilmu tanah, Prof Arif Hartono; Kepala Lembaga Riset Internasional Lingkungan dan Perubahan Iklim IPB University, Prof Rizaldi Boer; Kepala Lembaga Riset Internasional Pangan, Gizi, dan Kesehatan, Prof Drajat Martianto; serta Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Prof Dr Awang Maharijaya. (dh/Lp)