Wujudkan Kampung Iklim Cibunian, PPK Ormawa Himagreto IPB University Bangun Rumah Kolaborasi
Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang diusung Himpunan Mahasiswa Geofisika dan Meteorologi (Himagreto) IPB University memiliki berbagai fokus dalam pengembangan masyarakat di Desa Cibunian, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Satu di antaranya adalah Rumah Kolaborasi. Program ini mencakup tiga bagian utama, yaitu instrumentasi meteorologi, biointensifikasi, serta teknik penanaman agroforestri. Pada Jumat (12/7), tim PPK Ormawa Himagreto menggelar sosialisasi dan praktik implementasi program Rumah Kolaborasi. Kegiatan ini terbuka bagi masyarakat RW 17, RW 6 dan pemuda di wilayah setempat. Sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran pun turut serta dengan agenda yang nyaris serupa.
Muhammad Raihan Mubarok, perwakilan Himagreto IPB University mengatakan, pengenalan alat meteorologi, produksi pupuk organik, dan penanaman akar wangi merupakan langkah dasar dalam kegiatan ini. Tujuannya, untuk memberikan inspirasi dan motivasi baru dalam pengembangan ekonomi masyarakat setempat.
“Kami mengenalkan alat pengukur cuaca yang memiliki kaitan dalam program yang dirancang terkait kampung iklim. Tidak hanya itu, biointensifikasi dan agroforestri ini memiliki manfaat dalam pengembangan taraf ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Pelatihan Rumah Kolaborasi ini mengaitkan ciri khas kehidupan Desa Cibunian sebagai petani untuk menciptakan potensi ekonomi yang lebih maju pada lingkup masyarakat hingga industrial. Pelatihan dilakukan di dua tempat berbeda, yaitu diskusi bersama di gubug kemudian praktik penanaman agroforestri di lahan secara bersama-sama.
Dalam pelaksanaan program, mahasiswa IPB University berkolaborasi dengan Hutan Wakaf Bogor. Hutan wakaf memberikan fasilitas gubug dan lahan untuk pertemuan sekaligus praktik penanaman.
Sahrudin, salah satu pengurus Hutan Wakaf Bogor menuturkan, kolaborasi yang dibawa oleh mahasiswa IPB University memiliki langkah yang cukup menarik untuk pengembangan ekonomi yang di masyarakat. Konsep kampung iklim yang ditawarkan mahasiswa juga memiliki kesamaan dengan program ramah iklim yang ia rencanakan.
“Harapannya tentu hal ini bisa menjadi awal kolaborasi yang dapat menggaet seluruh aspek masyarakat mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda hingga anak-anak sekolah,” ucapnya.
Tindakan kolaborasi yang tercipta bukan hanya sebatas pengenalan dan praktik dasar, melainkan berlanjut untuk pemberdayaan kreativitas dan ekonomi masyarakat yang selaras dengan tujuan kampung iklim.
“Melalui kegiatan Rumah Kolaborasi ini, diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang mandiri, kreatif dan proaktif dalam pemberdayaan peduli iklim serta taraf ekonomi masyarakat sekitar. Dengan semangat, motivasi dan kreativitas, harapannya kolaborasi yang tercipta dalam Rumah Kolaborasi ini dapat memaksimalkan manfaat bagi semua pihak,” tambah Raihan.
Dengan demikian, kata dia, Desa Cibunian dapat menjadi desa tanggap iklim yang senantiasa peduli terhadap kondisi cuaca dan pengelolaan sampah guna hasil panen yang lebih maksimal. (*/Rz)