Mahasiswa KKNT Inovasi IPB Bantu Desa Sukajadi Entaskan Stunting Melalui Sosialisasi Pola Asuh dan Gizi Anak

Mahasiswa KKNT Inovasi IPB Bantu Desa Sukajadi Entaskan Stunting Melalui Sosialisasi Pola Asuh dan Gizi Anak

Mahasiswa KKNT Inovasi IPB Bantu Desa Sukajadi Entaskan Stunting Melalui Sosialisasi Pola Asuh dan Gizi Anak
Student Insight

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi di Desa Sukajadi, Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bekerja sama dengan dosen ahli Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB University, ahli gizi puskesmas, bidan desa, dan kader Posyandu RW 08 Desa Sukajadi mengadakan sosialisasi pola asuh dan gizi seimbang balita. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting yang ditujukan untuk para ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.

Acara diisi dengan pemaparan mengenai pentingnya pola asuh dan gizi seimbang pada anak, terutama di rentang umur 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sebagai upaya untuk pencegahan stunting. Materi disampaikan oleh Dr Yulina Eva Riany, Associate Professor Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University.

“Stunting perlu diperhatikan sejak ibu sedang hamil. Jangan sampai ibu kekurangan gizi saat hamil karena dapat memengaruhi gizi anak dalam kandungan. Setelah itu, perlu diperhatikan pola asuh dan asupan gizi anak sampai umur dua tahun. Sebab, pada masa ini disebut sebagai golden age (masa emas). Hal ini berarti anak usia tersebut sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Bahkan 70 persen otak manusia terbentuk pada saat anak usia 2 tahun,” jelasnya.

Pemaparan materi kedua disampaikan oleh Erna Widiana, AMG, ahli gizi Puskesmas Tamansari. Ia memaparkan terkait kandungan gizi dan manfaat daun kelor serta cara pemanfaatannya dalam pembuatan makanan untuk balita.

“Daun kelor bisa dimanfaatkan sebagai asupan protein nabati bagi balita, bagus untuk meningkatkan fungsi otak anak. Namun, pengolahannya perlu diperhatikan, sebaiknya dikonsumsi maksimal 50 gram per hari, jangan dikonsumsi terlalu banyak. Hanya boleh dimanfaatkan daunnya saja, dan dimasak dengan cara diseduh,” ujarnya.

Acara diakhiri dengan kegiatan demo masak nugget ayam daun kelor sebagai salah satu contoh pemanfaatan daun kelor untuk makanan anak, dipandu oleh kader posyandu RW 08 Desa Sukajadi.

Lutfi Syahreza Lubis, salah satu anggota tim KKNT Inovasi mengatakan, sosialisasi ini diinisiasi oleh tingginya angka stunting di Kecamatan Tamansari, salah satunya di Desa Sukajadi. Berdasarkan data dari bogorkab.go.id, pada Februari 2024, terdapat sekitar 112 dari 788 balita di Desa Sukajadi yang terindikasi stunting.

“Hasil diskusi bersama kader posyandu dan bidan desa menunjukkan bahwa penyebab utama stunting di Desa Sukajadi adalah kesalahan pada pola asuh dan gizi yang belum seimbang. Ini mendorong mahasiswa KKNT Inovasi IPB University untuk merancang kegiatan ini,” jelasnya.

Ia berharap dari sosialisasi ini, ibu-ibu lebih memperhatikan pola asuh dan gizi seimbang untuk anaknya. Serta dalam jangka panjang, diharapkan kejadian stunting di desa ini dapat menurun.

“Dengan mengurangi angka stunting melalui perbaikan pola asuh dan gizi seimbang, diharapkan kesejahteraan dan kesehatan anak-anak di Desa Sukajadi dapat meningkat, mendukung tercapainya SDGs pada tahun 2030,” pungkas Lutfhi. (*/Rz)