Ubah Limbah Jadi Pakan, PPKO BEM FPIK IPB Kenalkan Budi Daya Maggot Pakan Alternatif Ikan di Desa Ciampea Udik

Ubah Limbah Jadi Pakan, PPKO BEM FPIK IPB Kenalkan Budi Daya Maggot Pakan Alternatif Ikan di Desa Ciampea Udik

Ubah Limbah Jadi Pakan, PPKO BEM FPIK IPB Kenalkan Budi Daya Maggot Pakan Alternatif Ikan di Desa Ciampea Udik
Student Insight

Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM FPIK) IPB University kembali mengadakan kegiatan sosialisasi di Desa Ciampea Udik (14/7) dalam rangka mendukung implementasi teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam budi daya perikanan.

Sosialisasi ini memperkenalkan teknik budi daya maggot, larva dari lalat black soldier fly (Hermetia illucens), yang memiliki kandungan nutrisi tinggi dan dapat tumbuh dengan memanfaatkan limbah organik seperti sisa makanan dan limbah pertanian. Penggunaan maggot sebagai pakan ikan diharapkan dapat mengurangi biaya produksi dan mengurangi limbah organik di lingkungan.

Sosialisasi diikuti oleh 40 orang pemuda desa Ciampea Udik. Mereka mendapatkan pemaparan tentang cara budi daya maggot, mulai dari pemilihan jenis lalat, teknik budi daya, hingga cara mengolah maggot menjadi pakan ikan. Selain itu, peserta juga diajak melihat langsung produk kering maggot yang dapat digunakan sebagai pakan ikan nila.

Ketua tim PPK Ormawa BEM FPIK IPB Universtuty, Faishal Yusuf, menjelaskan bahwa budi daya maggot adalah solusi pakan ikan yang ekonomis dan berkelanjutan. “Dengan budi daya maggot, kita bisa menghasilkan pakan ikan berkualitas tinggi sambil mengurangi limbah organik. Ini adalah langkah penting menuju budi daya perikanan yang lebih ramah lingkungan,” ujar Faishal.

Faishal mengatakan, tim PPK Ormawa BEM FPIK IPB University akan terus mendampingi masyarakat Desa Ciampea Udik dalam penerapan teknologi ini. Ia dan tim juga berencana untuk mengadakan pelatihan lanjutan dan monitoring berkala guna memastikan budi daya maggot dapat berjalan dengan baik. “Diharapkan, masyarakat dapat mengembangkan usaha budi daya ikan nila yang lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan,” ucap Faishal.

Salah satu pemuda, Regal, menyatakan kegembiraannya atas informasi yang diberikan. “Kami sangat terbantu dengan adanya sosialisasi ini. Sangat bermanfaat, semoga dapat segera kami implementasikan untuk usaha budi daya ikan kami,” ujarnya.
(*/Rz)