Mahasiswa KKNT Inovasi di Tegal Ajak Ibu-Ibu Tanam Benih Inovasi IPB University

Mahasiswa KKNT Inovasi di Tegal Ajak Ibu-Ibu Tanam Benih Inovasi IPB University

Mahasiswa KKNT Inovasi di Tegal Ajak Ibu-Ibu Tanam Benih Inovasi IPB University
Student Insight

Bibit cabai besar Arisa IPB, cabai rawit Bonita IPB dan tomat Tora IPB dimasukkan ke dalam tray semai satu-persatu oleh ibu-ibu dengan telaten. Terlihat beberapa anak kecil ikut-ikut penasaran. Tawa ceriwis mewarnai kegiatan penyemaian benih pagi itu. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan!

Mahasiswa IPB University, tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi sukses melaksanakan kegiatan penyemaian benih tanaman dapur keluarga (Tadaga) bersama ibu-ibu di Desa Sumingkir, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Benih tersebut merupakan varietas unggul hasil inovasi IPB University, yang didatangkan langsung dari Bogor.

Terdapat berbagai varietas inovasi IPB University yang ditanam, yakni tomat Tora IPB, cabai besar Arisa IPB, dan cabai rawit Bonita IPB. Selain itu, beragam jenis tanaman dapur lainnya juga ikut ditanam seperti terong ungu Mustang F1, terong pondoh Ungu Bondan, dan tomat sayur/sambal rempai.

Sebelum memulai, salah satu mahasiswa KKNT Inovasi IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Bintang, menjelaskan seputar benih dan tata cara budi dayanya. Mulai dari proses penyemaian, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, hingga kegiatan panen. Ia juga memaparkan terkait syarat tumbuh tanaman, proses bisnis benih hingga potensi pasarnya.

Aji, mahasiswa Manajemen Sumberdaya Lahan IPB University di kesempatan itu menekankan pentingnya komposisi media tanam. “Pada umumnya, tanah yang diambil dari lapang untuk media semai tanpa penambahan bahan lain seperti arang, sekam padi, dan pupuk kandang tidak cukup mendukung pertumbuhan dan produktivitas tanaman,” terangnya.

Selain dapat menambah ketersediaan hara pada media tanam, Aji menuturkan bahwa pupuk kandang juga dapat meningkatkan porositas tanah dan kemampuan media tanam menyimpan air. Arang sekam padi, sebutnya, memiliki sifat ‘porous’ sehingga dapat meloloskan air dengan baik, dan dapat menggemburkan tanah, sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara di dalamnya.

“Dengan demikian, kelembaban pada akar tanaman akan terjaga dengan baik. Bahan organik tersebut berfungsi memperbaiki sifat tanah dan membantu mengikat unsur nitrogen, fosfor, dan kalium (NPK) dalam tanah,” ungkapnya.

Para ibu juga antusias mengikuti demonstrasi pembuatan media tanam sampai penyemaian bibit. Media tanam yang digunakan adalah tanah, sekam bakar, dan kotoran kambing dengan perbandingan 1:1:1 sambil dibasahi dengan air secukupnya. Setelah tercampur rata, media tanam ini dimasukkan ke dalam tray semai.

Mufatihah, perwakilan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) yang juga turut serta dalam acara penyemaian benih ini menuturkan, ia sudah sangat puas dengan kegiatan penyemaian dan penanaman tanaman dapur keluarga ini.

Peserta lainnya, Khofsah, perwakilan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Sumingkir, menambahkan bahwa kegiatan penanaman di pekarangan karena dapat menambah perekonomian, dapat menambah wawasan kaum ibu, dan juga dapat menghemat pengeluaran sehari-hari.

Tim KKNT Inovasi IPB University berharap agar para ibu Desa Sumingkir dapat terus memanfaatkan pekarangannya dengan menanam tanaman dapur keluarga ini secara berkelanjutan untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga. (*/Rz)