Mahasiswa PKM PM IPB University Usung LIVELET, Program Kepemimpinan bagi Anak-anak 3T
Lima mahasiswa IPB University yang sedang melangsungkan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM PM) menginisiasi program Leadership Adventure Pamflet (LIVELET) bersama Yayasan Tangan Pengharapan (YTP) di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Program ini diharapkan dapat mendukung visi YTP, yakni melahirkan 1.000 pemimpin perubahan bagi Indonesia.
Program LIVELET diikuti oleh 21 anak-anak dari daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Mereka berasal dari Nabire, Mentawai, Halmahera, dan daerah pedalaman lainnya. Anak-anak ini merupakan putra-putri terbaik yang dikirimkan dari setiap daerahnya untuk mengikuti program pendidikan di asrama YTP Jakarta.
“Anak-anak di sekolah kami, tidak ada program khusus lainnya yang diikuti. Kami menyadari kurangnya rasa kepemimpinan anak-anak,” ujar Lestari N Sihombing, selaku Head of Education YTP.
Ia menambahkan bahwa selama ini anak-anak sulit bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang asing. Integritas diri mereka juga masih perlu dibangun. Selaras dengan permasalahan tersebut, mahasiswa IPB University hadir untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak-anak tersebut.
Hana Indriana, SP, MSi, dosen IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat mengatakan, kemampuan memimpin diri sendiri adalah pengontrol dan basis dari apapun yang dimiliki oleh seseorang.
Bintang Simanjuntak, salah satu anggota tim PKM PM IPB University mengurai, program LIVELET dilandaskan pada filosofi Hasta Brata dengan meniru 8 sifat kepemimpinan di dalamnya. Kedelapan sifat tersebut adalah bumi, langit, bulan, matahari, angin, bintang, api, dan laut.
“Masing masing dari program tersebut mencerminkan suatu nilai yang harus dimiliki seorang pemimpin. Seperti nilai bumi yang berarti pemimpin harus berwatak murah hati, suka memberi, dan beramal,” ujarnya.
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah terbentuknya jiwa kepemimpinan dalam diri anak 3T di YTP Jakarta, meliputi integritas, kolaborasi, dan komunikasi. Juga terbentuk jiwa adaptif, terampil dan mampu bereksplorasi secara mandiri. Selain itu, Bintang berharap dari program ini bisa tercipta metode dan program pembelajaran berbasis participatory learning action guna membentuk jiwa pemimpin yang berkarakter.
Kolaborasi pentahelix dijalankan dari aspek akademik, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. “Pada aspek akademik, akan diusulkan kerja sama antara departemen di IPB University dengan YTP. Kemudian bisnis, jaringan kerja sama dengan pihak sponsor YTP,” ungkapnya.
Lalu, di aspek community, tim PKM PM IPB University berupaya agar LIVELET diterapkan ke seluruh YTP di titik-titik pedalaman lainnya. Pada aspek pemerintah, dilakukan audiensi kepada Kementerian Sosial (Kemensos) untuk merekomendasikan pendampingan program yang berkelanjutan.
“Terakhir, kami juga akan melakukan penyebarluasan kebermanfaatan program melalui website mitra, media massa, serta media sosial,” tandasnya.