Pakar IPB University Menyoroti Peran Kimia Analitik dalam Pengukuran Kadar Timbal pada Air Minum

Pakar IPB University Menyoroti Peran Kimia Analitik dalam Pengukuran Kadar Timbal pada Air Minum

Pakar IPB University Menyoroti Peran Kimia Analitik dalam Pengukuran Kadar Timbal pada Air Minum
Riset

Sebagai seorang ahli kimia analitik sekaligus Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dari IPB University, Prof Eti Rohaeti, menekankan bahwa kimia analitik adalah salah satu cabang ilmu kimia yang berfokus untuk menggali, memperoleh, mengolah dan mengkomunikasikan komposisi dan struktur materi alam dan buatan.

Menurutnya, kimia analitik tidak hanya berperan dalam riset kimia, tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam berbagai sektor kehidupan manusia. “Pada bidang kedokteran, kimia analitik digunakan untuk mendiagnosa penyakit paratiroid pada manusia. Di bidang industri, kimia analitik digunakan untuk menentukan efektivitas perangkat pengendali emisi gas buang yang digunakan,” papar Prof Eti.

Lanjutnya, kimia analitik digunakan sebagai pengaturan kebutuhan pupuk dan air selama masa pertumbuhan tanaman. Sementara, pada gas rumah tangga kimia analitik digunakan dalam pemantauan berkala, memastikan gas aman dari kemungkinan kebocoran.

“Dalam dunia kimia analitik, terdapat dua pendekatan utama yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Pada analisis kuantitatif, kimia analitik digunakan dalam pengukuran kadar timbal atau ion Pb dalam air minum, sehingga memerlukan keakuratan tinggi untuk mendeteksi bahaya yang mungkin terjadi,” ujar Prof Eti saat Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar pada 20/6 secara daring.

Ia menuturkan, timbal sangat beracun bagi manusia dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ tubuh, oleh karena itu pengendalian kadar timbal dalam air minum sangat penting sesuai dengan regulasi yang berlaku.

“Dalam penelitian mengenai pengembangan material absorben, seperti silika gel yang dimodifikasi, telah menunjukkan kemampuan yang baik dalam menyerap timbal dari lingkungan air. Namun, untuk dapat diterapkan secara luas, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan efisiensi proses prakonsentrasi sampel air minum,” jelasnya.

Di samping itu, lanjut Prof Eti, penggunaan material magnetit (Fe3O4) juga telah terbukti meningkatkan kapasitas adsorpsi hingga 70 persen, sehingga membuka potensi besar untuk pengembangan kimia analitik lebih lanjut.

“Hasil penelitian ini bukan hanya mencerminkan inovasi dalam bidang kimia analitik, tetapi juga mengilustrasikan pentingnya disiplin ilmu tersebut dalam menghadapi tantangan masa depan,” tutur Dosen Departemen Kimia IPB University ini.

Ia menyebutkan bahwa rencana penggunaan materi magnetit dalam penelitian lanjutan adalah langkah penting untuk mengeksplorasi lebih dalam arah dan tren perkembangan Kimia Analitik dalam dekade mendatang.

“Kimia Analitik terus bergerak maju dengan tren miniaturisasi, portabilitas, dan otomatisasi dalam instrumentasi, serta integrasi dengan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi analisis. Hal ini sangat relevan dengan peningkatan dalam identifikasi biomarker dan analisis molekul biologis kompleks, yang mendukung pengobatan yang semakin personalisasi dan holistik bagi masyarakat,” ungkapnya. (Lp)