Mahasiswa IPB University Amati Implementasi Keamanan Pangan UKM untuk Dukung Pemberdayaan Masyarakat

Mahasiswa IPB University Amati Implementasi Keamanan Pangan UKM untuk Dukung Pemberdayaan Masyarakat

Mahasiswa IPB University Amati Implementasi Keamanan Pangan UKM untuk Dukung Pemberdayaan Masyarakat
Student Insight

Mahasiswa Magister (S2) dan Doktor (S3) Departemen Gizi – Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University menyelenggarakan kegiatan turun lapang dalam rangka pengamatan implementasi keamanan pangan pada industri Usaha Kecil dan Menengah (UKM) hasil pemberdayaan masyarakat pada 4/6.

Empat pelaku industri UKM yang terlibat dalam kegiatan turun lapang di antaranya, PT Azaki Food International (AFI), CV Shaza Food, CV Madu Apiari Mutiara dan CV Puspita. Kegiatan tersebut didampingi oleh Prof Ahmad Sulaeman dalam memberikan usulan perbaikan bagi pelaku industri dan meningkatkan kemampuan analisis kritis mahasiswa dalam keamanan pangan.

“Makanan jika tidak aman, tidak dapat disebut makanan. Maka, produk pangan wajib menerapkan sistem keamanan pangan,” ujar Prof Ahmad. Ia mengungkapkan Tempe Azaki yang merupakan produk unggulan PT AFI yang memproduksi fresh tempe, frozen tempe, serta tempe chips telah menunjukkan komitmennya terhadap keamanan pangan melalui implementasi HACCP FSC 00100, SNI 3144:2015 dan telah tersertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH).

“Tentunya audit rutin, pelaksanaan standar operasional (SOP) ketat, dan upaya pencapaian standar produk dagang tidak terlepas dari jaminan mutu dan keamanan pangan yang dijual. Sistem retur juga telah diberlakukan jika produk mengalami kerusakan untuk terus menjaga kepercayaan terhadap konsumen,” jelas Prof Ahmad.

Prof Ahmad menegaskan bahwa keamanan pangan menjadi kunci suatu produk dapat diterima oleh konsumen, terutama konsumen di negara lain. “Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya keamanan pangan dalam industri UKM yang masih terus berkembang,” ujarnya.

Sementara itu, CV Shaza Food yang didirikan oleh Erni Rahman, seorang alumni IPB University, telah mempekerjakan 130 masyarakat sekitar untuk menggerakkan roda ekonomi keluarga. “Usaha cireng ini berdiri di tahun 2013 dan saat ini omzetnya telah mencapai Rp 1 miliar per bulan. Produk Shaza Food sudah melalui pengujian sesuai standar uji sertifikasi halal. Pemenuhan legalitas dan keamanan mutu pangan dalam proses produksi bukan saja sebuah keharusan tapi juga sebagai tanggung jawab pemilik usaha,” tutur Erni.

UKM lainnya, CV Puspita, berhasil memproduksi minuman dengan brand healthy dan fresh melalui produk sari kedelai dan minuman ekstrak sari buah mangga. “Dalam komitmennya untuk menjaga keamanan pangan, Puspita Group telah menerapkan standar mutu yang ketat dalam setiap proses produksi hingga retail di tingkat pengecer,” tutur Riyadin, CEO CV Puspita.

Ia menyampaikan, dengan menerapkan standar mutu yang ketat dalam setiap proses produksinya, Puspita Group berkomitmen untuk menghasilkan produk minuman segar yang aman dan berkualitas tinggi.

UKM selanjutnya yaitu CV Madu Apiari Mutiara di Cimanggis memadukan tradisi dan teknologi modern. Berbagai sertifikasi yang telah didapatkan antara lain sertifikat Produk Pangan Industri Rumah Tangga (SPPIRT), CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik), CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik), NKV (Nomor Kontrol Veteriner), CPKB (Cara Produksi Kosmetik yang Baik), dan sertifikasi halal.