Dosen Ilmu Ekonomi IPB University: Kurban Tak Hanya Tradisi, Tapi Juga Pendorong Ekonomi

Dosen Ilmu Ekonomi IPB University: Kurban Tak Hanya Tradisi, Tapi Juga Pendorong Ekonomi

Dosen Ilmu Ekonomi IPB University: Kurban Tak Hanya Tradisi, Tapi Juga Pendorong Ekonomi
Riset

Kurban sebagai bagian dari perayaan Idul Adha telah menjadi tradisi yang mengakar dalam masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang beragama Islam. Namun nyatanya, ibadah kurban tidak hanya sekadar tradisi tahunan, tapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Dr Alla Asmara mengatakan, selain sebagai ibadah yang dianjurkan (sunah muaqad), kurban juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kegiatan kurban akan meningkatkan permintaan masyarakat akan hewan kurban.

Peningkatan permintaan tersebut, sebut dia, biasanya akan diimbangi dengan penawaran, yang dampaknya secara langsung akan meningkatkan pasar bagi para peternak. Terlebih, mayoritas peternak di Indonesia saat ini merupakan peternak rakyat skala kecil.

“Peternakan sapi, domba, kambing saat ini didominasi oleh peternakan rakyat. Artinya, peningkatan permintaan ternak tersebut akan berimplikasi terhadap pendapatan para peternak rakyat. Kita harapkan itu dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga peternak,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan bahwa peningkatan permintaan juga dirasakan di berbagai sektor lain, salah satunya bagi industri pakan. “Permintaan terhadap input produksi lainnya juga cenderung akan naik, itu di sisi hulu,” ungkap Dr Alla yang juga Wakil Kepala Badan Pengelolaan Bisnis, Investasi, Dana Lestari (BP Biswaf) IPB University.

Adapun dampak ekonomi di sisi hilir, Dr Alla menjelaskan, “Rumah tangga kita biasanya akan banyak mengonsumsi daging di periode idul kurban sehingga mendorong peningkatan permintaan terhadap bahan-bahan pangan terkait/bumbu-bumbu masakan. Hal tersebut bisa juga mendorong kenaikan harga ketika peningkatan permintaannya jauh lebih tinggi dibandingkan ketersediaan pasokannya. Sektor transportasi terkait mobilitas hewan kurban juga akan cenderung meningkat”

Dengan besarnya potensi ekonomi yang dapat diberikan melalui aktivitas kurban, Dr Alla menyampaikan bahwa peran pemerintah sangat dibutuhkan. Menurutnya, pemerintah perlu menciptakan iklim usaha ternak yang kondusif sehingga peternak memiliki insentif untuk terus berproduksi secara lebih efisien.

Selain memiliki dampak ekonomi, Dr Alla juga menyoroti sisi sosial dari kurban. Daging kurban biasanya disalurkan ke rumah tangga yang berhak dan umumnya kurang mampu. Hal ini tentu akan memberikan tambahan ketersediaan bahan pangan yang bergizi karena hewan kurban telah dipastikan kesehatannya.

“Ini membuktikan bahwa selain ibadah kurban terkait langsung dengan habluminallah, dimensinya juga dengan habluminannas karena keterkaitannya dengan aspek sosial masyarakat. Dengan berkurban kita menjalankan ketaatan kepada Allah sekaligus memberi manfaat secara sosial,” ujarnya.

“Kurban telah menjadi salah satu momen rutin yang menjadi stimulus berkembangnya sektor peternakan karena memiliki pasar yang jelas, dalam hal ini aktivitas tahunan yang akan selalu ada yaitu Idul Adha. Dengan meningkatnya taraf pendapatan masyarakat, permintaan terhadap hewan ternak termasuk produk ternak juga akan meningkat sehingga akan mendorong ekonomi lokal, ekonomi regional hingga ekonomi nasional,” pungkas Dr Alla. (Lintang/Rz)