Sekolah Keluarga Berkualitas IPB University di Situgede, Pakar Psikologi dan Perkembanngan Anak Urai Tumbung Kembang Anak Usia Baduta

Sekolah Keluarga Berkualitas IPB University di Situgede, Pakar Psikologi dan Perkembanngan Anak Urai Tumbung Kembang Anak Usia Baduta

Sekolah Keluarga Berkualitas IPB University di Situgede, Pakar Psikologi dan Perkembanngan Anak Urai Tumbung Kembang Anak Usia Baduta
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) bersama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB University menyelenggarakan pertemuan pertama Sekolah Keluarga Berkualitas (SKB) di Kelurahan Situ Gede pada 6/6. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan para orang tua dalam mendukung tumbuh kembang anak usia baduta (bawah dua tahun).

Acara ini menghadirkan narasumber Dr Melly Latifah, ahli Psikologi dan Pengembangan Anak, dosen IKK IPB University. Dr Melly membahas berbagai aspek penting terkait karakteristik anak usia baduta, mencakup perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional.

“Pemahaman yang baik tentang karakteristik ini sangat penting bagi orang tua untuk dapat menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal anak-anak,” tuturnya.

Salah satu fokus utama dari pertemuan ini adalah bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi anak-anak usia baduta. Dr Melly menekankan pentingnya asupan gizi yang seimbang, stimulasi psikososial, sanitasi yang baik, dan lingkungan yang aman. Semua faktor ini sangat berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental anak.

Dalam pertemuan ini, Dr Melly memperkenalkan tujuh macam rangsangan belajar yang harus diberikan kepada bayi dan anak usia baduta, yaitu gerakan kasar,gerakan halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan berpikir, kemandirian, serta keterampilan bergaul. “Semua rangsangan ini harus diberikan secara seimbang untuk mendukung perkembangan anak yang menyeluruh,” jelas Dr Melly

Ia memberikan berbagai contoh praktis tentang bagaimana orang tua dapat menerapkan rangsangan-rangsangan tersebut dalam kegiatan sehari-hari. “Ketika anak bermain bersama, mereka belajar cara berbagi, bergiliran dan bekerja sama. Aktivitas seperti ini mengajarkan anak tentang pentingnya empati, bagaimana menghadapi konflik, serta keterampilan komunikasi yang efektif,” ujar Dr Melly.

Dr Melly juga jelaskan pentingnya membangun kelekatan antara orang tua dan anak. Kelekatan yang baik antara orang tua dan anak dianggap sebagai dasar penting bagi perkembangan kepribadian anak yang positif. “Kelekatan yang kuat dapat membantu anak merasa aman dan dicintai, yang pada gilirannya akan mendukung perkembangan emosional dan sosial mereka,” ungkapnya.

Diharapkan melalui kegiatan ini, para peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat dan bahagia.