Tenaga Ahli IPB University Berikan Penguatan Kelembagaan dan Penyusunan Pokja Ekosistem Cofiring Biomassa Cilacap

Tenaga Ahli IPB University Berikan Penguatan Kelembagaan dan Penyusunan Pokja Ekosistem Cofiring Biomassa Cilacap

Tenaga Ahli IPB University Berikan Penguatan Kelembagaan dan Penyusunan Pokja Ekosistem Cofiring Biomassa Cilacap
Berita

Dr Soni Trison yang merupakan tim Tenaga Ahli Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) sekaligus Ketua Departemen Manajemen Hutan IPB University menjadi pemimpin kegiatan Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Ekosistem Cofiring Biomassa Cilacap dilaksanakan pada Minggu, 26/5 di Balai Desa Cilibang, Kecamatan Jeruklegi dan Balai Desa Keleng, Kecamatan Kesugihan.

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Penyusunan Kelompok Kerja (Pokja) Ekosistem Biomassa Cilacap dilaksanakan pada Senin, 27/5, bertempat di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Cilacap.

Dr Soni mengungkapkan, program ini mengusung tujuan besar untuk meningkatkan ekonomi desa melalui konsep agroforestry biomassa yang terintegrasi dengan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Ia menekankan pentingnya pelatihan bagi para kelompok tani yang akan bekerjasama dengan Bumdes. “Pelatihan ini bertujuan untuk menguatkan kelembagaan ekosistem biomassa agar kelompok tani, Bumdes, dan pihak lainnya mandiri dalam pelaksanaan program ini ke
depannya,” tambahnya.

Dr Soni juga menjelaskan penguatan kelembagaan dalam membangun ekosistem biomassa menjadi langkah awal agar hubungan para pihak semakin handal dalam menjalankan berbagai perannya.

“Kelembagaan menjadi salah satu faktor penting dalam membangun ekosistem biomassa sehingga perlu dikuatkan bahkan ditingkatkan kelas dan kapasitasnya pada masing-masing pihak, baik itu Kelompok Tani maupun Bumdes,” ujar Dr Soni.

Dr Soni menuturkan, Program Cofiring Biomassa di Cilacap merupakan pilot project yang akan menjadi acuan nasional dan akan direplikasi di lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lainnya di Indonesia. Oleh karena itu perlu disusun dan dibentuk pokja serta peran-peran apa saja yang dapat dilakukan guna mendukung berjalannya program dengan baik.

“Cofiring Biomassa dengan menanam gamal dapat dikolaborasikan dengan tanaman lain seperti kopi sebagai naungan dan daun gamalnya bisa untuk pakan ternak kambing, ini bisa digunakan untuk pengembangan agrowisata yang menarik dan akan meningkatkan jumlah kunjungan karena adanya agrowisata,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, penyusunan Pokja ekosistem cofiring biomassa bertujuan membentuk skema kolaboratif antar instansi yang dinilai dapat memberikan peran positif bagi keberlanjutan program Cofiring Biomassa.

“Dengan adanya program ini, diharapkan desa-desa yang mengikuti program ini dapat menjadi contoh sukses kolaborasi antara Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan masyarakat dalam mengelola potensi desa berbasis usaha agroforestry berupa ekosistem biomassa sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonom bagi masyarakat setempat,” tutupnya.