Balik Kampung, Tim Dospulkam IPB University Bantu Hak Petani Kemenyan, Juga Monitoring Lingkungan Danau Toba

Balik Kampung, Tim Dospulkam IPB University Bantu Hak Petani Kemenyan, Juga Monitoring Lingkungan Danau Toba

Balik Kampung, Tim Dospulkam IPB University Bantu Hak Petani Kemenyan, Juga Monitoring Lingkungan Danau Toba
Berita

Tim dosen IPB University melalui program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) 2024 melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Huta Paung, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Program pengabdian tersebut berupa “Penerapan Teknologi Inderaja Satelit untuk Monitoring Lingkungan Kawasan Danau Toba dan Pemetaan Batas Pengelolaan Kebun Kemenyan”.

Sebagai langkah awal, kegiatan lokakarya telah dilakukan untuk persiapan pengajuan hak pengelolaan kebun kemenyan oleh petani di Desa Huta Paung dan sekitarnya. Tim dosen IPB University juga melakukan survei lapang penelitian lingkungan Danau Toba (DT). Kegiatan pengabdian berlangsung mulai dari tanggal 25 April 2024 hingga Agustus 2024 mendatang.

Kegiatan lokakarya dihadiri oleh perwakilan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kehutanan wilayah XIII di Dolok Sanggul, Manotar Sinaga; mantan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan, Ir Darwin Lumban Gaol; Jahemat Lumban Gaol SH sebagai narasumber dan para petani kemenyan.

Ketua tim Dospulkam IPB University, Prof Jonson Lumban Gaol merupakan putra daerah Desa Huta Paung. Ia melakukan kegiatan pengabdian ini bersama dosen IPB University lainnya, yakni Prof Vincentius V Siregar, Dr Dinar Tri Soelistyowati dan Dr Charles Simanjuntak.

“Penerapan teknologi penginderaan jauh (inderaja) atau remote sensing untuk monitoring sumber daya alam sangat efektif karena memiliki resolusi spektral dan spasial yang tinggi serta mampu meliput wilayah sangat luas. Melalui teknologi inderaja ini akan dipetakan kondisi lingkungan Danau Toba dan termasuk kebun kemenyan para petani,” ungkap Prof Jonson.

Peta tersebut, lanjut dia, akan menjadi salah satu data dasar pengajuan hak pengelolaan kebun kemenyan bagi para petani. Di samping itu, peta kondisi lingkungan Danau Toba dari data satelit akan membantu pemerintah setempat untuk memantau kondisi lingkungan perairan danau sehingga terjaga kelestariannya.

“Masyarakat di Desa Huta Paung, selama ratusan tahun secara turun temurun telah memanfaatkan kemenyan dari hutan sebagai salah satu sentra produksi hasil hutan bukan kayu (HHBK). Namun, hingga saat ini status lahan kebun kemenyan di Desa Huta Paung masih berstatus hutan negara,” paparnya.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan serta Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria, Pemerintah Indonesia mewujudkan kawasan hutan yang mantap di antaranya melalui Penataan Kawasan Hutan untuk mendukung program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).

“Program TORA menjadi salah satu alternatif untuk pengalihan hak atas tanah kebun kemenyan kepada masyarakat sesuai dengan materi paparan yang disampaikan oleh staf dari UPT Kehutanan Wilayah XIII di Dolok Sanggul pada saat lokakarya di Kantor Desa Huta Paung,” ujar Prof. Jonson.

Ia melanjutkan, bahwa program pengelolaan kebun kemenyan berkelanjutan oleh para petani selaras dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8 dan 13, yakni memberi pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan mengatasi perubahan iklim.

“Monitoring kondisi lingkungan perairan Danau Toba secara kontinu dengan teknologi inderaja satelit akan membantu menjaga kelestarian Danau Toba sesuai dengan tujuan SDGs 6, yakni akses air bersih dan sanitasi,” ungkapnya.

Prof Jonson juga mengatakan bahwa para dosen IPB University yang tergabung dalam program Dospulkam ini akan terus mendampingi para petani dalam meningkatkan taraf hidup petani melalui program TORA. Pihaknya juga berkomitmen membantu pemerintah setempat untuk monitoring kondisi lingkungan Danau Toba dari teknologi inderaja satelit. (*/Rz)