Gelar Sharing Session, Departemen Manajemen Hutan IPB University Ulas Tips Raih Hibah Kedaireka

Gelar Sharing Session, Departemen Manajemen Hutan IPB University Ulas Tips Raih Hibah Kedaireka

Gelar Sharing Session, Departemen Manajemen Hutan IPB University Ulas Tips Raih Hibah Kedaireka
Berita

Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University mengadakan Sharing Session. Salah satu yang dibahas adalah tips sukses mendapatkan hibah Kedaireka dari Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University, Dr Handian Purwawangsa.

Ketua Departemen Manajemen Hutan IPB University, Dr Soni Trison mengatakan, program Sharing Session ini merupakan kegiatan rutin hasil kolaborasi bersama Innovation Centre for Tropical Sciences (ICTS) dan Komunitas Ahli Manajemen Hutan Indonesia (Komhindo). Program ini bertujuan untuk menjadi sarana berbagi ilmu dan pengalaman, serta membuka peluang kolaborasi antara institusi pendidikan, organisasi nirlaba (NGO), kementerian dan lembaga, serta komunitas.

“Sharing session ini diharapkan dapat membawa manfaat yang besar bagi semua dan membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih baik di masa depan. Harapannya, dengan pendekatan ilmu, teknologi dan partisipasi masyarakat, akan terbentuk ekosistem ekonomi hijau sirkular (circular green economy) yang mampu menjawab permasalahan masyarakat,” ujar Dr Soni Trison.

Selanjutnya, Dr Handian Purwawangsa menyampaikan materi utama dalam Sharing Session ini. Ia memulai dengan berbagi pengalaman dan tips keberhasilan timnya dalam mendapatkan hibah Kedaireka selama dua tahun berturut-turut, bekerja sama dengan mitra industri besar seperti Adaro dan Astra Group.

Ia mengungkap, keberhasilan timnya dalam memperoleh hibah Kedaireka, salah satunya dicapai dengan keseriusan membaca buku panduan secara menyeluruh sebelum mengajukan proposal. Dr Handian juga berbagi tips mendapatkan mitra kerja sama. Strateginya yaitu fokus pada solusi masalah tanpa membuat mitra khawatir dengan kegiatan audit. Lakukanlah audit oleh tim manajemen program.

“Penting untuk membentuk tim yang terdiri dari tim substansial, tim teknis, dan tim administrasi. Terkait kesiapan dalam pitching, bacalah buku panduan, gunakan bahasa yang mudah dipahami, jalin koordinasi dengan mitra, dan evaluasi proposal berdasarkan masukan dari reviewer,” paparnya.

Dr Handian juga berpesan untuk pentingnya mengetahui masalah, solusi, dan keluaran yang akan dihasilkan dengan jelas. Tak kalah penting, buatlah judul yang menarik perhatian.

Ia juga memberikan semangat kepada peserta dan mendoakan agar sukses dalam pengajuan proposal. Meskipun terdapat kekurangan dan masalah dalam pelaksanaan, hal ini dianggap sebagai strategi untuk meningkatkan program yang sudah ada di kampus, mitra, atau pemerintah.

“Niat baik harus dijalankan dengan cara yang baik untuk meyakinkan reviewer akan kualitas program tersebut,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, juga diperkenalkan secara singkat mengenai ICTS. Lembaga ini didirikan pada tahun 2020 dan berkomitmen untuk memberikan solusi cerdas dan kreatif berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) tropis. Sebagai organisasi nirlaba, ICTS menjembatani diseminasi teknologi dari laboratorium ke pengguna akhir melalui kemitraan dengan pemerintah, perguruan tinggi, lembaga riset, industri, serta kelompok-kelompok kreatif masyarakat. (*/Rz)