Ketika Ayah dan Ibu Turut Berjuang Antar Anak Ikut UTBK-SNBT, Ini Kata Psikiater IPB University

Ketika Ayah dan Ibu Turut Berjuang Antar Anak Ikut UTBK-SNBT, Ini Kata Psikiater IPB University

Ketika Ayah dan Ibu Turut Berjuang Antar Anak Ikut UTBK-SNBT, Ini Kata Psikiater IPB University
Berita

Ujian Tertulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) kembali dimulai untuk Gelombang II di berbagai kampus, termasuk IPB University. Pelaksanaan UTBK-SNBT Gelombang II di IPB University terhitung mulai 14 Mei sampai 17 Mei.

Di salah satu lokasi ujian di IPB University, tepatnya di Gedung Pusat Komputer/Perpustakaan, Kampus Dramaga, selama ujian gelombang kedua ini, terlihat kepadatan peserta ujian dan juga orang tua yang mengantar di sekitar lokasi ujian sejak pagi buta.

Terlihat kerumunan orang tua yang berada di sekitar Perpustakaan IPB. Perasaan campur aduk tercermin melalui raut wajah mereka yang menunggu penuh harapan agar anaknya bisa lolos UTBK-SNBT.

Asep, salah satu orang tua peserta UTBK-SNBT bercerita bahwa ia berangkat dari rumahnya di Sukabumi sejak jam 06.00 WIB pagi, kendati anaknya mengikuti sesi ujian siang hari. Ia berangkat ke IPB University bersama dengan anak dan istrinya.

“Saya berangkat dari Sukabumi menuju Stasiun Bogor dari pukul 06.00 pagi. Setelah itu dilanjutkan transportasi online ke kampus IPB Dramaga. Saya sengaja berangkat lebih awal agar bisa sampai di Dramaga tepat waktu. Alhamdulillah perjalanan dilancarkan,” ujarnya.

Ia mengatakan, ia terkesima dengan kampus IPB yang rapi dan bersih. Selain itu, informasi mengenai lokasi ujian juga dapat ditemui di mana-mana. Ia juga kagum dengan Kampus IPB Dramaga ketika mengikuti tur keliling kampus serta Museum IPB.

Asep memiliki harapan besar agar anaknya lulus UTBK-SNBT tahun ini. Selain itu, ia juga mendoakan bagi seluruh peserta UTBK-SNBT agar bisa mendapatkan hasil terbaik nantinya.

Psikiater IPB University, dr Riati Sri Hartini, MSc, SpKJ turut memberikan komentar terkait fenomena orang tua yang membersamai anaknya saat mengikuti UTBK-SNBT. Ia berpendapat bahwa kehadiran orang tua bisa berpengaruh terhadap psikologis si anak.

“Pernah ada kasus yang saya tangani, ketika orang tuanya menemani UTBK-SNBT, si anak merasa tenang dan percaya diri ketika mengerjakan soal,” ungkap Dosen Fakultas Kedokteran IPB University ini.

Meski demikian, lanjutnya, kondisi tersebut tak bisa disamaratakan pada setiap anak. Pasalnya, hal tersebut bergantung pada hubungan dan kedekatan antara orang tua dan anaknya sendiri. Bisa jadi anak termotivasi dengan kehadiran orang tuanya, atau bahkan sebaliknya. Bisa jadi pula ia tertekan dengan karena kehadiran orang tuanya saat menjalani UTBK-SNBT.

“Beberapa hal yang bisa memengaruhi antara lain adalah kedekatan pribadi anak dengan orang tuanya serta tujuan kehadiran orang tuanya saat tes. Hal ini harus dilihat dari kacamata masing-masing individu dan tidak bisa dipukul sama rata,”
tambah dr Ria. (Frans/Rz)