FEM IPB University dan 10 Perguruan Tinggi Bentuk ASEAN University Network for Sustainable Food System
Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University bersama 10 perguruan tinggi di negara Asia Tenggara (Asean), bersepakat membentuk ASEAN University Network for Sustainable Food System.
ASEAN University Network for Sustainable Food System ini dibentuk untuk menanggapi berbagai tantangan dan isu penting dalam perekonomian global, khususnya terkait sektor pertanian dan pangan.
Dekan FEM IPB University, Dr Irfan Syauqi Beik menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat usaha bersama (collective efforts) antar perguruan tinggi yang ada pada level ASEAN, untuk mengembangkan sistem pangan yang berkelanjutan dan terintegrasi.
“Insyaallah ini akan menjadi platform bersama yang akan mengonsolidasikan semua kekuatan gagasan, pemikiran, dan hasil riset di kawasan Asia Tenggara ini. Platform ini akan terus dikembangkan dengan melibatkan lebih banyak lagi universitas di seluruh negara anggota ASEAN,” ujar Dr Irfan.
Saat ini isu ketersediaan pangan, kondisi perubahan iklim, aging population (populasi yang menua), dan penurunan kualitas lingkungan, menjadi tantangan bagi sektor pertanian dalam memastikan kapasitas produksi yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dunia.
Di sisi lain, kondisi tersebut juga menuntut adanya perilaku konsumsi pangan yang semakin bertanggung jawab, yang mampu meminimalisasi adanya food waste sehingga penggunaan sumber daya yang ada dapat berjalan secara efisien.
Dengan tantangan yang sedemikian kompleks inilah, keterlibatan institusi pendidikan tinggi menjadi semakin krusial. Untuk itu, dengan dilandasi semangat akan pentingnya konsolidasi pendidikan dan riset antar institusi pendidikan tinggi di ASEAN, maka 11 universitas dari 8 negara, bersepakat untuk menyelenggarakan kegiatan ASEAN University Symposium for Sustainable Food System di Bangkok, Thailand pada 18-19 April 2024 lalu.
Kesebelas institusi pendidikan tinggi tersebut adalah Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University (Indonesia), FE Kasetsart University (Thailand), Fakultas Pertanian (Faperta) Chiang Mai University (Thailand), IPSR Mahidol University (Thailand), Faperta UPM (Malaysia), School of Economics Chan Tho University (Vietnam), Fakultas Ekonomi dan Pembangunan Pedesaan Vietnam National University of Agriculture (Vietnam), FEB dan Faperta National University of Laos (Laos), Faperta UNISSA (Brunei Darussalam), College of Economics and Management University of Philippines at Los Banos – UPLB (Filipina), dan Departemen Ekonomi Pertanian Yezin Agricultural University (Myanmar).
Selama dua hari, para akademisi, peneliti dan mahasiswa dari sebelas institusi ini berdiskusi dan membahas bagaimana meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan, peningkatan akses pangan bergizi yang efisien, penguatan rantai pasok pangan regional, hingga pada analisis kebijakan yang dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) seperti No Poverty dan Zero Hunger. Puncaknya, kesebelas institusi ini bersepakat untuk menghimpun diri dalam satu barisan, yang diberi nama ASEAN University Network for Sustainable Food System.
Pada kegiatan simposium tersebut, telah dipresentasikan sebanyak 31 paper, dan 5 di antaranya berasal dari para dosen dan mahasiswa Pascasarjana FEM IPB University. Dari penilaian komite akademik, diputuskan bahwa anugerah Best Paper Award diberikan kepada Dr Lukytawati Anggraeni (Wakil Dekan FEM bidang Sumberdaya, Kerjasama dan Pengembangan) dan Lea Amalia, dengan makalah yang berjudul The Impact of Climate Change on Indonesian Rice and Coffee Sectors.
Selain itu, Wini Wrismawati (Mahasiswa Magister Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan) mendapatkan penghargaan the 3rd Honorable Mentions Award. Pada penyelenggaraan simposium kedua tahun 2025, FEM IPB University diamanahkan untuk menjadi tuan rumahnya. (*/Rz)