Inspiratif! Cerita Prof Azis Jadi Profesor Termuda IPB University, Setahun Lahirkan 17 Publikasi
Prof Dr-Ing Azis Boing Sitanggang, MSc, STP, dosen Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar pada bulan Juni 2023 dalam usia 36 tahun 9 bulan. Hal ini menjadikannya sebagai profesor termuda di IPB University.
Dosen Program Studi Teknologi Pangan yang menyelesaikan pendidikan doktoral di Technische Universitat Berlin bidang Chemical and Process Engineering ini mengatakan, titel profesor yang didapatkannya merupakan hasil dari dukungan berbagai pihak baik mahasiswa maupun dosen senior, terutama dari Prof Slamet Budijanto, yang saat ini menjadi Dekan Fateta IPB University, yang banyak membimbingnya.
“Prof Slamet Budijanto yang menyadarkan saya ternyata ada peluang untuk menjadi profesor. Beliau melihat potensi dan publikasi-publikasi saya selama ini. Menjadi profesor adalah jalan yang kita buka sendiri, sesuatu yang kita siapkan dan harus distrategikan, bukan karpet merah yang telah disiapkan orang lain untuk kita,” kisahnya.
Penyandang gelar profesor termuda IPB University ini berfokus meneliti di bidang rekayasa proses pangan, lebih spesifik lagi pada rekayasa pangan fungsional. Ia menjelaskan bahwa ia banyak menggunakan keilmuan rekayasa proses pangan untuk memproduksi ingredien pangan fungsional.
“Pangan fungsional saat ini sedang menjadi tren. Sekarang, orang-orang tidak lagi hanya mengkonsumsi pangan untuk pemenuhan kebutuhan kalori, tapi juga menginginkan adanya manfaat atau dampak yang positif untuk kesehatan dari pangan yang telah dikonsumsi,” jelasnya.
Lebih lanjut lagi, dia dan grup penelitiannya mempelajari proses memproduksi peptida bioaktif, yaitu semacam fragmen protein kecil yang terdiri dari 2 sampai 20 asam amino dan memiliki aktivitas fungsional tertentu bagi tubuh, misalnya sebagai antioksidan, komponen pengatur tekanan darah dan lain sebagainya. Ia juga menegaskan bahwa yang dia dan grup penelitiannya kembangkan adalah berfokus pada teknologi untuk memproduksi ingredien fungsional, bukan formulasi atau pengembangan produk pangan fungsionalnya.
Prof Azis Boing Sitanggang telah mempublikasikan sebanyak 54 artikel terindeks Scopus. Dalam hasil publikasinya itu, ia bertindak sebagai penulis utama atau kadang kala sebagai corresponding author. Ia mengakui dalam satu tahun bisa menghasilkan 10-15 publikasi, bahkan bisa sampai 17 publikasi. Ia menambahkan bahwa data-data yang diperolehnya dalam publikasi tersebut adalah data dari hasil penelitiannya di laboratorium, berkolaborasi dengan banyak mahasiswa, dan tidak diperoleh dalam waktu yang relatif singkat.
Lulusan S2 dari Taiwan ini menuturkan bahwa diperlukan komitmen yang tinggi dalam menggapai titelnya itu sejak 2019. Ada tuntutan target jumlah publikasi yang harus dicapai per tahunnya, belum lagi ia harus berkejaran dengan waktu dalam memenuhi tuntutan tersebut.
“Banyak orang berpikir, mudah sekali bagi saya untuk menjadi profesor muda. Padahal tata aturan yang saya lewati untuk menjadi profesor adalah tata aturan sama, yang berlaku bagi orang lain juga. Mungkin yang tidak dipahami banyak orang adalah ada hal-hal yang harus saya korbankan untuk bisa meraih jabatan akademik ini,” ucapnya.
Sebagai pesan untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan kariernya di bidang akademik, Prof Azis mengatakan jangan pernah berhenti bermimpi serta jangan ragu untuk berubah. Karena pada dasarnya hal yang telah dilalui hanyalah tahapan kehidupan. Ia juga berpesan agar berani keluar dari zona nyaman untuk bisa menggali potensi diri sebesar-besarnya. (Fatin/Rz)