IPB University dan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung Luncurkan Kerja Sama Inovasi Apartemen Kepiting Bakau

IPB University dan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung Luncurkan Kerja Sama Inovasi Apartemen Kepiting Bakau

IPB University dan Pemprov Kepulauan Bangka Belitung Luncurkan Kerja Sama Inovasi Apartemen Kepiting Bakau
Berita

IPB University bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengembangkan inovasi apartemen kepiting bakau berkelanjutan melalui program Dana Padanan Kedaireka tahun 2024. Program kerja sama tersebut berjudul ‘Implementasi Sea Farming System Berbasis Marikultur Cerdas Dalam Rangka Optimalisasi Kampung Kepiting yang Berkelanjutan’.

Inovasi ini digagas oleh berbagai ahli perikanan dan ekonomi kelautan IPB University di antaranya Prof Tridoyo Kusumastanto (Ahli Ekonomi Sumberdaya Kelautan), Dr Irzal Effendi (Ahli Budidaya Perikanan), Dr Wini Trilaksani (Ahli Pengolahan Hasil Perikanan), Dr Sugeng Hari Wisudo (Ahli Penangkapan Perikanan), Dr Kastana Sapanli (Ahli Ekonomi Kelembagaan Pariwisata), Dr Fery Kurniawan (Ahli Pengelolaan Sumberdaya Pesisir), Auzi Asfarian, SSi, MKom (Ahli Rekayasa Perangkat Lunak dan Informasi).

Prof Tridoyo sebagai ketua tim menyatakan bahwa program penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan perguruan tinggi dengan pihak mitra ini diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di Babel dan menjadikan kepiting bakau sebagai ikon sumber ekonomi sektor perikanan.

“Program ini merupakan implementasi dari ekonomi biru karena menekankan konsep sustainability dalam usaha kepiting bakau, budi daya kepiting bakau bukan hanya sebagai usaha ekstraktif namun menjadi investasi berkelanjutan untuk meningkatkan jumlah kepiting bakau. Peningkatan jumlah kepiting merupakan ikhtiar dalam memajukan ekonomi di Bangka Belitung dengan pengembangan ekonomi biru,” tambahnya.

Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi maritim yang memiliki potensi perikanan yang tinggi. Selama ini, aktivitas produksi kepiting bakau masih mengandalkan alam melalui penangkapan. Tantangan pengembangan usaha budi daya kepiting bakau salah satunya adalah kesulitan mendapatkan benih kepiting yang mengandalkan tangkapan dari alam. Melalui inovasi apartemen kepiting diharapkan pasokan benih kepiting dapat dipenuhi keberlanjutannya.

Rusdi, ST, MT selaku mitra dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kepulauan Bangka Belitung menyatakan, “Saat ini Bangka Belitung sedang ingin bertransformasi dari ketergantungan pertambangan timah yang merusak lingkungan menuju ekonomi biru. Saat ini sedang disusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang mengacu indeks ekonomi biru, sehingga menjadi salah satu cara transformasi dari ekstraktif menuju ke yang lebih sustainable.”

Dr Arief Febrianto, Kepala Bidang Budidaya Dinas Kelautan dan Provinsi Babel menambahkan, “Saat ini kondisi ekonomi masyarakat di Bangka Belitung sedang terpuruk karena timah sudah sulit ditambang sehingga usaha budi daya kepiting bakau diharapkan menjadi salah satu alternatif dalam peningkatan ekonomi nelayan.”

Selain itu, lanjutnya, diperlukan juga pengembangan sistem bisnis perikanan hulu-hilir, terutama terkait pengolahan dan tata niaga. Ia berharap program kerja sama dengan IPB University ini dapat berkesinambungan dan bermanfaat secara luas, khususnya untuk masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (Dr Kastana/Rz)