Dosen IPB University Lakukan Riset dan Kunjungan Komoditas Kopi Liberika di Desa Podo Rukun

Dosen IPB University Lakukan Riset dan Kunjungan Komoditas Kopi Liberika di Desa Podo Rukun

Dosen IPB University Lakukan Riset dan Kunjungan Komoditas Kopi Liberika di Desa Podo Rukun
Riset

Program kerjasama IPB University dengan United Nations Environment Programme – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (UNEP-Bappenas) melalui The Economics of Ecosystems and Biodiversity for Agriculture and Food Initiative in Indonesia (TEEB Agrifood Indonesia) melanjutkan proyek yang berfokus pada sektor kopi dengan skema adopsi pendekatan sistem pangan dan pertanian yang komprehensif, holistik dan berkelanjutan.

Prof Nengah Suranti Jaya, Dosen Departemen Manajemen Hutan IPB University lakukan kunjungan riset di Desa Podo Rukun, Kecamatan Seponti, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat yang menjadi lokasi komoditas kopi liberika (Coffea liberica) yang dipilih oleh TEEB Agrifood Indonesia.

Prof Nengah turun secara langsung ke lokasi pengambilan data tim lapang di perkebunan kopi liberika milik petani Desa Podo Rukun. “Aktivitas yang dilakukan pada kunjungan riset ini berupa pengambilan data sampel pemetaan perkebunan kopi dengan sistem agroforestry (AF) dan non-agroforestry (Non-AF). Terdapat 3 titik lokasi kebun kopi yang telah diambil data pemetaannya menggunakan drone selama kunjungan,” ungkapnya.

Lanjutnya, proses pengambilan data pemetaan kebun kopi memanfaatkan teknologi drone yang memotret sekaligus mengambil video dari ketinggian tertentu. Prof Nengah mengungkapkan bahwa kondisi perkebunan kopi di Desa Podo Rukun telah menerapkan sistem agroforestry dengan menggunakan beberapa kombinasi tanaman buah yang merupakan hasil adaptasi aktivitas masyarakat Jawa.

“Kondisi agroforestry disini cukup menarik, dengan membawa kebiasaan masyarakat Jawa yang selalu menanam pohon-pohon buah di belakang rumah mereka. Kondisi tersebut memang dipengaruhi oleh masyarakat Desa Podo Rukun yang merupakan warga program transmigrasi pada tahun 1984,” tutur Prof Nengah.

Selain meninjau perkebunan kopi, Prof Nengah juga berkesempatan untuk berbincang dengan Lika, salah satu petani kopi yang cukup sukses di desa tersebut. “Bisnis kopi kami sempat terkendala karena penurunan harga yang cukup drastis. Namun saat ini kopi telah bisa menjadi komoditas unggulan di Desa Podo Rukun dan telah diakui dunia Internasional,” ujar Lika. (*/Lp)