Tim Dosen Mengabdi Inovasi IPB University Beri Pelatihan Pembuatan Cake Kukus dari Yoghurt Rempah

Tim Dosen Mengabdi Inovasi IPB University Beri Pelatihan Pembuatan Cake Kukus dari Yoghurt Rempah

Tim Dosen Mengabdi Inovasi IPB University Beri Pelatihan Pembuatan Cake Kukus dari Yoghurt Rempah
Berita

Tim Dosen Mengabdi Inovasi IPB University kembali mengadakan kegiatan pengabdian kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Tanjung Pati, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.

Prof Sedarnawati Yasni dan Dr Tetty Kemala, dosen IPB University yang terlibat, melakukan program pengabdian melalui pengembangan produk UMKM berupa cake kukus dan yoghurt rasa rempah dan kacang hijau sebagai pencegah stunting.

Dalam pelaksanaannya, tim Dosen Mengabdi Inovasi bermitra dengan salah satu UKM binaan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM serta Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Payakumbuh, yakni UKM Mande Bagarak.

“Yoghurt rasa rempah adalah produk pengembangan dari program Dosen Pulang Kampung IPB University tahun 2022 di UKM Mande Bagarak. Tahun ini, dilakukan peningkatan pemanfaatannya dengan menjadikan salah satu bahan dasar pembuatan makanan protein tinggi berbentuk cake kukus,” ujar Prof Sedarnawati.

Menurutnya, cake kukus mudah dibuat oleh masyarakat. Sebab, peralatan kukus dipastikan dimiliki sebagian besar rumah tangga. Selain itu, produk cake kukus berbahan dasar yoghurt rasa rempah dan kacang hijau dapat berperan sebagai pencegah stunting.

“Langkah ini juga sebagai upaya kami dalam meningkatkan pemanfaatan potensi lokal, yakni singkong dan kacang hijau, sekaligus pengembangan pemanfaatan produk yoghurt sebagai makanan halal yang berkhasiat bagi kesehatan dan disukai masyarakat,” paparnya.

Prof Sedarnawati juga menyebut, program Dosen Mengabdi Inovasi ini secara tidak langsung berkontribusi dalam upaya pengurangan penderita stunting pada anak. Hal ini merupakan satu dari enam tujuan dalam Target Nutrisi Global tahun 2025 dan indikator kunci dalam Sustainable Development Goals (SDGs) kedua: Zero Hunger.

Pada acara pembukaan kegiatan, hadir Kris Susmaji (Sekretaris Kepala Dinas Koperasi dan UMKM), Maghrifa Dwi Maulani, STP (Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama Balai POM) dan Multiviza Muslim (Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas), serta Jamaluddin (Wakil Direktur I – Politani).

Praktik pembuatan cake kukus didampingi oleh Dr Tetty Kemala. Ia menjelaskan, bahan baku utama yang digunakan untuk membuat cake kukus protein tinggi adalah susu cair, yoghurt, kacang hijau, singkong, margarin, gula aren atau gula merah, rempah jahe dan kayu manis, serta garam.

Peserta membuat tiga variasi rasa, yaitu (1) tanpa menggunakan gula aren, (2) tanpa menggunakan gula pasir, dan (3) tanpa menggunakan susu dan margarin. Proses pembuatan cake kukus tersebut memerlukan waktu sekitar satu jam.

Saat diskusi, Dr Tetty menekankan pentingnya penggunaan produk halal dalam proses pembuatan cake kukus. “Harus dipastikan bahan tersebut memiliki status kehalalan. Hal ini dapat dilihat dari kemasannya yang memiliki logo halal, atau dapat di cek di website halalmui.org atau sihalal,” jelasnya.

Tim Dosen Mengabdi Inovasi juga melakukan kunjungan bersama Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pangan dan Pertanian Kota Padang Panjang, Sumatera Barat ke rumah sapi perahan dan pabrik pengolahan keju, yaitu Keju Lasi.

Dalam kesempatan itu, UMKM yang hadir antara lain UMKM Haloma (produksi selai nenas dan minuman probiotik Bionas, sudah beroperasi selama 1 tahun), UMKM Locavore (produksi roti dan puding dari ubi jalar ungu, sudah beroperasi 2 tahun), UMKM MPJ (produksi bumbu pecel, dimsum, siomai, stik kentang dan catering, sudah beroperasi selama 3 tahun), UMKM Checilia (produksi sagon bakar dan kue kering lebaran, sudah beroperasi 11 tahun) dan UMKM Guseta (produksi gula semut, gula merah, gula cair, gula petak, sudah beroperasi 5 tahun). (*/Rz)