Ini Cara IPB University Fasilitasi Kesehatan Mental Mahasiswa
Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membangun kesadaran dan pemahaman kesehatan mental di kalangan mahasiswa. IPB University sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia sudah sejak tahun 1974 memfasilitasi kesehatan mental mahasiswanya melalui Tim Bimbingan dan Konseling (TBK).
Koordinator TBK IPB University, Dr Melly Latifah menuturkan, dibentuknya tim ini berawal dari amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1971 agar IPB University melakukan pilot project membuat program sarjana yang tadinya enam tahun menjadi empat tahun. Adanya perubahan tersebut membuat mahasiswa IPB University harus beradaptasi, terlebih banyak mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Di situlah ada inisiasi untuk mendampingi mahasiswa baru terutama yang memiliki masalah adaptasi dari SMA ke perguruan tinggi, perbedaan kultur dan model belajar. Apalagi dengan perubahan lama pendidikan sarjana dari enam tahun menjadi empat tahun. Itu menimbulkan banyak sekali dampak untuk sebagian mahasiswa kesulitan beradaptasi,” kata Dr Melly saat dihubungi lewat Zoom Meeting (1/11).
Dr Melly menjelaskan, TBK merupakan wadah para konselor dari berbagai fakultas di IPB University. Konselor merupakan dosen aktif di IPB University yang sudah terlatih dalam memberikan layanan konseling. Dalam menjalankan tugasnya, konselor dibantu oleh konselor sebaya yang merupakan mahasiswa terlatih dari berbagai jenjang studi.
“Totalnya untuk tahun ini ada 95 konselor dan 37 konselor sebaya,” sebut dosen di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) ini.
TBK IPB University bertugas memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa untuk mendukung peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Kemudian memberikan layanan dan pemeriksaan psikologis mahasiswa, baik perorangan maupun kelompok. Lalu memberikan rekomendasi kepada mahasiswa dalam memecahkan masalahnya.
Layanan bimbingan dan konseling diberikan kepada mahasiswa multistrata dari S0 hingga S3. Secara khusus, TBK IPB University memberikan prioritas kepada mahasiswa tingkat satu.
“Untuk mahasiswa tingkat satu spesial. Mereka mendapatkan layanan khusus dalam format bimbingan kelompok. Ada jadwal buat mereka untuk bertemu dengan konselor. Setiap 1-2 minggu sekali ada pertemuan,” kata Dr Mely.
“Mereka dibekali berbagai soft skills, seperti keterampilan berkomunikasi termasuk dengan dosen, pengembangan diri, meningkatkan kepercayaan diri, manajemen waktu, mengelola stres, hingga bagaimana cara mengatasi overthinking, termasuk pentingnya memiliki dan menjaga kesehatan mental. Itu khusus mahasiswa tingkat satu. Untuk yang tingkat dua ke atas, mereka mendapat layanan konseling individual jika membutuhkan,” tambah Dr Melly.
Masalah mahasiswa yang pernah ditangani TBK IPB University bervariasi. Mulai dari persoalan akademik, hubungan dengan teman, masalah keluarga hingga masalah ekonomi yang berujung kepada beban psikologis. Biasanya, sebut Dr Melly, yang paling banyak mengalami masalah psikologis adalah mahasiswa tingkat satu dan tingkat akhir. Adapun kejadian mahasiswa bunuh diri karena masalah yang dialaminya belum pernah terjadi di IPB University.
“Saya sarankan kepada adik-adik yang menghadapi problem agar jangan menarik diri dari orang-orang. Justru harus bertemu orang-orang. Datanglah ke TBK IPB University agar dapat dibantu dan didampingi oleh konselor dalam mengatasi masalahnya,” (MHT)