Dua Guru Besar IPB University Raih Penghargaan Herudi Technical Committee Award BSN

Dua Guru Besar IPB University Raih Penghargaan Herudi Technical Committee Award BSN

Dua Guru Besar IPB University Raih Penghargaan Herudi Technical Committee Award BSN
Prestasi

Dua Guru Besar IPB University, Prof Aris Y Purwanto dan Prof Harsi Dewantari Kusumaningrum mendapatkan penghargaan Herudi Technical Committee Award (HTCA) dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Keduanya memperoleh penghargaan untuk kategori Tokoh Pengembangan Standar.

Dalam acara penganugerahan HTCA tersebut, Prof Aris terpilih sebagai Tokoh Pengembangan Standar untuk sektor infrastruktur, elektroteknika dan permesinan. Sementara Prof Harsi Dewantari Kusumaningrum untuk sektor agro dan kesehatan.

“HTCA ini merupakan bentuk penghargaan tertinggi dari Pemerintah Indonesia, melalui BSN, terhadap komtek dan tokoh pengembangan standar,” ujar Kepala BSN, Kukuh S Ahmad setelah acara Penganugerahan HTCA di Jakarta, belum lama ini.

Ia menjelaskan, HTCA diberikan berdasarkan atas kriteria penilaian yang telah ditetapkan BSN. Oleh karenanya, peraih HTCA dianggap memenuhi level pencapaian kinerja yang melebihi ekspektasi dan persyaratan kinerja minimum. “Artinya, ada kontribusi yang luar biasa dari person yang terlibat dalam pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI),” terangnya.

Untuk penilaian HTCA kategori Tokoh Pengembangan Standar dilakukan berdasarkan kriteria person yang terlibat dalam pengembangan SNI. Baik itu berasal dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota dari suatu Komtek atau konseptor rancangan SNI yang terlibat sesuai lingkup Komtek yang bersangkutan. Nominasi tokoh diusulkan oleh masing-masing Sekretariat Komtek.

“Dari 28 nama tokoh usulan Komtek yang diterima BSN, terpilih 4 orang Tokoh Pengembangan Standar yang mewakili 4 kelompok sektor,” ungkap Kukuh.

Selain itu, Kukuh mengurai, ada beberapa hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan pengusulan. Pertama, tokoh tersebut memiliki pengalaman dan/atau keilmuan yang melebihi dari lainnya sesuai dengan sektor yang menjadi lingkup Komtek. Kedua, aktif berpartisipasi memberi tanggapan dalam Rancangan SNI (RSNI) dan rancangan standar internasional dalam forum.

“Ketiga, berkontribusi luar biasa dalam pengembangan SNI dan terlibat secara aktif dalam seluruh kegiatan Komtek. Keempat, mempunyai kepedulian yang sangat tinggi dalam pengembangan SNI,” lanjutnya.

Kepedulian yang tinggi itu, sebut dia, harus terlihat dari tingkat keaktifannya dalam mempromosikan dan memanfaatkan SNI di skala nasional maupun internasional dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di lembaganya.

“Terakhir, mengharumkan nama Indonesia di dunia melalui standardisasi sesuai sektor Komteknya,” pungkasnya. (*/Rz)