Mahasiswa PKM IPB University Kaji Peluang Afiliasi E-commerce untuk Atasi Pengangguran di Indonesia

Mahasiswa PKM IPB University Kaji Peluang Afiliasi E-commerce untuk Atasi Pengangguran di Indonesia

Mahasiswa PKM IPB University Kaji Peluang Afiliasi E-commerce untuk Atasi Pengangguran di Indonesia
Student Insight

Pesatnya perkembangan e-commerce di Indonesia membawa dampak positif pada inovasi dalam pemasaran digital. Salah satu tren yang sedang ramai dibicarakan dan menjadi fokus utama dalam dunia pemasaran digital adalah strategi afiliasi.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), kelompok mahasiswa IPB University mengkaji dampak strategi afiliasi dalam menciptakan lapangan kerja yang layak sebagai upaya mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

Affiliate marketing, sebagai suatu program pemasaran berbasis komisi, menjadi penghubung tak langsung antara calon pembeli dan produk melalui tautan referral khusus. Diklaim sebagai elemen kunci dalam persaingan e-commerce Tanah Air, program ini menjadi sorotan utama dalam menggambarkan dinamika pasar yang berkembang pesat.

Arlan, ketua tim PKM-RSH menyampaikan bahwa topik ini menarik untuk diteliti. Pasalnya, masyarakat digital sekarang bisa memanfaatkan model afiliasi e-commerce ini untuk bisa mendapatkan pendapatan tambahan hanya dengan bermodalkan handphone dan kuota.

“Saya dan tim berpikir apakah bisa tren pemasar afiliasi e-commerce ini bisa menjadi sebuah solusi pengangguran di masa depan? Sepertinya bisa, hanya saja perlu regulasi yang tepat,” ungkapnya.

Arlan dibantu rekan satu tim Monica Aulia, Dwi Muharni dan Nurfatimah. Keempat mahasiswa IPB University tersebut juga dibimbing oleh Dr Anggraini Sukmawati, dosen Sekolah Bisnis.

Riset ini mendapatkan respons yang baik. Para reviewer dan dosen IPB University juga memberikan kesan positif dan antusiasme pada topik penelitian ini.

Melibatkan 25 responden serta 3 key person, riset ini menggunakan kerangka 11 decent work indicator yang dikeluarkan oleh International Labor Organization. Hasilnya, terdapat beberapa indikator pekerjaan layak yang perlu dipenuhi oleh pemasar afiliasi.

“Indikatornya masih ada yang belum terpenuhi. Lalu dari segi pendapatan juga belum ada hasil yang signifikan. Akan tetapi, dari hasil wawancara memang afiliasi ini ada peluang untuk jadi pekerjaan yang layak dan diberi perlindungan,” tambah Rani, salah satu anggota tim.

Ia berharap riset ini bisa rampung segera, agar hasilnya bisa segera dipublikasikan sebagai jurnal ilmiah dan bisa menambah wawasan serta kebijakan baru untuk pemasar afiliasi. (*/Rz)