Peran IPB University dalam Mendiseminasikan Teknologi dan Keberhasilan Panen Raya Petani Ciasem

Peran IPB University dalam Mendiseminasikan Teknologi dan Keberhasilan Panen Raya Petani Ciasem

Peran IPB University dalam Mendiseminasikan Teknologi dan Keberhasilan Panen Raya Petani Ciasem
Berita

Desa Ciasem Girang, Subang, Jawa Barat mendadak menjadi perbincangan warganet di media daring dan media sosial. Pasalnya pada pada Oktober 2023 Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengunjungi desa tersebut. Ia mengatakan bahwa hasil panen padi yang didapatkan oleh petani cukup menyenangkan dengan hasil 9 ton per hektar.

Presiden juga mengatakan bahwa hasil panen yang baik ini akan menambah cadangan beras nasional. Kesuksesan panen tersebut salah satunya merupakan usaha yang telah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Pertanian IPB University pada saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), dengan cara memahami lebih dalam dan mencari penyebab gagal panen sebelumnya di Ciasem Girang yang disebabkan oleh serangan hama Penggerek Batang Padi (PBP) dan hama tikus.

“Hama PBP memang menjadi perhatian khusus bagi Fakultas Pertanian. Karena IPB University sendiri telah melakukan riset terhadap hama ini sejak lama hingga ditemukan berbagai teknologi pengendalian yang sudah teruji di lapangan,” ungkap Prof Suryo Wiyono, Dekan Fakultas Pertanian IPB University.

Lanjutnya, teknologi tersebut meliputi gerakan pengumpulan kelompok telur dan bioimunisasi benih. Teknologi bioimunisasi benih merupakan teknologi terbaru yang dapat meningkatkan imunitas tanaman menggunakan cendawan endofit dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).

“Keberhasilan ditunjukkan dengan terkendalinya penggerek batang dan juga tikus pada MT1, dengan total sekitar 7-8 ton per hektar pada bulan Maret-April 2023. Kegiatan KKN-T ini didukung penuh oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Ciasem, Subang,” ujarnya.

Melalui teknologi ini, petani Ciasem mengalami peningkatan pendapatan karena produktivitasnya meningkat hingga 9-12 ton per hektar, untuk panen Oktober 2023. Hingga kini teknologi tersebut masih diterapkan oleh petani. Kolaborasi antar pihak yaitu akademisi IPB University, mahasiswa, petani, dan pemerintah daerah merupakan unsur kunci bagi petani padi Ciasem dari kegagalan panen, bahkan panennya di atas rata-rata,” pungkas Prof Suryo. (*/Lp)