Para Peneliti Paparkan Teknologi Cerdas Perikanan Tangkap Berkelanjutan di IPB University
Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), IPB University menyelenggarakan ‘The 2nd Capture Fisheries International Seminar: Smart Technology for Quota-Based Sustainable Fisheries’. Kegiatan digelar di IPB International Convention Center (IICC) bekerja sama dengan Forum Kemitraan Konsorsium Perikanan Tangkap (FK2PT) dan Asian Fisheries Society (AFS), Kamis (12/10).
Seminar ini menyajikan makalah para peneliti/akademisi dari dalam dan luar negeri terkait dengan hasil penelitian/kajian berupa teknologi terkini, juga konsep-konsep baru yang dapat digunakan untuk mengembangkan perikanan tangkap.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan kegiatan ini dapat menjadi ajang
menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian di bidang perikanan tangkap. Forum ilmiah semacam ini juga dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan referensi bagi para pemangku kepentingan.
“Kegiatan ini menjadi momentum untuk menyinergikan akademisi, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam penguatan sektor perikanan dan kelautan dengan menerapkan teknologi dan pelestarian lingkungan. Selain itu, dari seminar ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah publikasi penelitian pada jurnal internasional bereputasi dari para peneliti. Dengan demikian, hal ini berimbas pada perkembangan industri perikanan tangkap,” kata dia.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Dr I Nyoman Radiarta menyampaikan pentingnya seminar internasional ini bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Pasalnya, saat ini KKP memiliki regulasi baru terkait kuota penangkapan ikan. “Karena itu, melalui media ini, kita sosialisasikan dan perkenalkan kebijakan sumber daya perikanan secara berkelanjutan,” ucapnya.
Ia menambahkan, KKP tengah mengusung lima program prioritas berbasis pada ekonomi biru. Kelima program tersebut satu diantaranya adalah penangkapan ikan terukur berbasis kuota yang sangat relevan dengan seminar ini.
Dekan FPIK IPB University, Prof Fredinan Yulianda menambahkan bahwa IPB University sebagai perguruan tinggi ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan perikanan secara berkelanjutan, terutama dari aspek saintifik.
“Kebijakan pemerintah harus bisa mendorong optimalisasi perikanan tangkap. Jangan sampai kebijakan ‘policy’ justru menjadi penghambat. Untuk memperkuat policy itu butuh saintifik teknologi, di situlah peran kami. Perannya dibutuhkan untuk mengisi latar belakang terbentuknya kebijakan dan mendukung program perikanan yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof Fredinan menuturkan bahwa seminar ini merupakan lesson learn yang bisa dimanfaatkan untuk memotret problematika yang terjadi di berbagai negara. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa problem di Indonesia tentu tidak sama dengan yang terjadi di negara lain.
“Ajang ini merupakan media kita untuk mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak kepada pengembangan perikanan. Dengan beragam persoalan dan belajar dari negara lain, kita bisa memperbaiki perikanan nasional kita,” pungkasnya. (dh/Rz)