I’m A Good Mom, Program Pencerdasan Mahasiswa IPB University di Lapas Perempuan IIA Jakarta Timur
Di balik dinding beton yang mengelilingi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan IIA Jakarta Timur, ada cerita yang jarang terungkap. Di dalamnya, sekelompok ibu narapidana telah mengambil langkah berani untuk mengubah pandangan mereka tentang diri sendiri dan peran mereka sebagai ibu.
‘I’m a Good Mom’, Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) mahasiswa IPB University yang mereka ikuti, tidak hanya menciptakan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, tetapi juga memiliki dampak positif yang mendalam pada kualitas hidup para ibu narapidana dan hubungan dengan anak-anak mereka.
Muhammad Ramdhani Al Azraq Syah, salah seorang mahasiswa IPB University inisiator program ini mengatakan, dalam menghadapi berbagai tantangan dalam konteks lapas, seperti keterbatasan akses dan interaksi dengan dunia luar, ibu narapidana di Lapas Perempuan IIA Jakarta Timur membutuhkan dukungan khusus untuk mengatasi stres yang terkait dengan pengasuhan anak-anak mereka.
“Parenting stres adalah beban tambahan yang seringkali tidak terlihat, tetapi memiliki dampak besar pada kesejahteraan mental dan emosional ibu narapidana,” ucapnya.
“Program ini merupakan langkah penting dalam membangun kembali harga diri dan kepercayaan diri ibu narapidana, serta membantu mereka menjadi ibu yang lebih baik bagi anak-anak mereka, meskipun dalam situasi yang mungkin sulit,” sambung dia.
Azraq menuturkan, I’m a Good Mom dirancang dengan cermat untuk mengatasi tantangan tersebut dengan fokus pada tiga komponen utama: Good Esteem, Good Efficacy, dan Good Parenting. Setiap komponen dirancang untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri sebagai individu, peran mereka sebagai ibu, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi orang tua yang lebih baik.
“Good Esteem bertujuan untuk membangun kepercayaan diri dan pemahaman para ibu narapidana. Dengan metode pembelajaran yang efektif, program ini menciptakan output yang mengesankan, termasuk narapidana yang lebih percaya diri dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang potensi mereka,” tandasnya.
Komponen kedua, Good Efficacy, bertujuan untuk membangun pemahaman tentang pentingnya peran ibu dalam pengasuhan anak-anak mereka. Ini mencakup pemutaran film inspiratif, refleksi kembali momen indah dalam masa kecil mereka, berdiskusi tentang harapan menjadi ibu yang baik, dan berbicara dengan sesama narapidana.
“Melalui kegiatan ini, ibu narapidana mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang arti pentingnya menjadi ibu yang baik dan terinspirasi untuk mencapai tujuan itu,” ungkap Azraq.
Sementara, Good Parenting berfokus pada pengembangan keterampilan parenting yang efektif. Beberapa program yang dilakukan antara lain diskusi tentang keterampilan komunikasi, refleksi tentang peran orang tua dan anak-anak, permainan peran untuk memahami temperamen anak, dan refleksi tentang masa depan setelah pemasyarakatan.
“Kegiatan Good Parenting salah satunya membantu merencanakan masa depan mereka setelah pembebasan. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan parenting, kegiatan ini memberikan bekal bagi ibu narapidana untuk menjadi orang tua yang lebih baik saat mereka kembali ke masyarakat,” kata dia.
Di samping itu, kata Azraq, program I’m A Good Mom didasarkan pada teori-teori psikologi yang kuat, termasuk self-esteem dan self-efficacy. Teori-teori pengasuhan juga menjadi landasan yang penting dalam program ini.
“Kami akan terus menjelajahi masing-masing komponen program I’m a Good Mom secara lebih rinci, termasuk metode pembelajaran yang digunakan dan hasil yang diharapkan dari setiap komponen,” pungkasnya.