Ausome, Program Mahasiswa IPB University Perkuat Life Skills dan Social Awareness Anak-Anak Autis di Kota Bogor
Saat ini anak-anak autis di Indonesia, terkhusus di Kota Bogor masih memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak. Untuk itu, tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) IPB University merilis program penguatan life skills pada anak-anak dengan autisme di Yayasan Penyandang Disabilitas (YPD) Kota Bogor. Program bernama Ausome atau Autism Awesome itu diusung guna meningkatkan social-awareness anak-anak autis di sana.
“Pada dasarnya, anak-anak dengan autisme juga memiliki potensi kreatif yang dapat digali. Tentu saja, potensi ini dapat dimunculkan jika mereka memperoleh penanganan yang tepat dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Walaupun memiliki kebutuhan khusus, anak-anak penyandang autisme juga berhak untuk mendapatkan pendidikan,” kata Censa Amelia Febriyanti selaku ketua tim.
Program yang diusung tim PKM-PM IPB University itu menggunakan metode Love-Mission, terdiri dari lima Ausome Mission, mencakup Get to Know Ausome, Hear My Story, Ausome Activity Schedule, Rainbow Farming, My Adventure dan Ausome Day: Spread Autis Love. Mahasiswa IPB University menyajikan program dengan menggunakan metode pembelajaran melalui pendekatan behavioristik dengan mengadopsi metode Lovaas dan penanaman empat pilar karakter dari Indonesia Heritage Foundation (IHF).
“Sesuai dengan namanya, Ausome, kami berharap nantinya anak penyandang autisme ini akan menjadi anak yang luar biasa. Diharapkan program ini nantinya dapat membantu membangun kemampuan secara sosial, mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dan meningkatkan perilaku yang diharapkan dari anak-anak autis,” jelas
Censa menuturkan, berdasarkan hasil wawancara tim PKM-PM IPB University dengan Ketua YPD Kota Bogor, sebagian besar anak penyandang autisme ternyata belum memiliki sikap disiplin, kemandirian dan kemampuan bantu diri (self-help skills). Mereka belum mampu secara mandiri untuk melakukan aktivitas keseharian seperti tidur, mandi, memakai pakaian, makan dan minum. Selain itu, secara personal, masalah dari anak autis tersebut adalah tidak bisa memahami diri sendiri. Bahkan, terdapat anak autis yang tidak mengetahui namanya sendiri.
“Anak autis di YPD Kota Bogor cenderung fokus pada kegiatan yang disenanginya sehingga saat proses belajar, mereka tidak memedulikan instruksi dari pengajar dan kesulitan dalam bekerja sama. Keterbatasan alat dan bahan pembelajaran, materi pembelajaran yang belum terintegrasi dengan baik serta terbatasnya jumlah staf pengajar juga menyebabkan belum optimalnya aktivitas pembelajaran di sana,” ungkap Censa.
Tim PKM PM Ausome terdiri dari Censa Amelia Febriyanti, Khopipah Assonda, Ganta Gaffrila, Kheisya Mutiara Idhan, Ryza Sativa dan didampingi oleh Dr Adisti Permatasari Putri Hartoyo selaku dosen pembimbing.